Konflik Rusia Vs Ukraina

Zelensky Ngaku Ukraina Gunakan Sosok Berpengaruh untuk Lakukan Negosiasi dengan Rusia soal Mariupol

Penulis: anung aulia malik
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rezimen Azov mengunggah sebuah video menampilkan kondisi terkini di pabrik baja Azovstal.

TRIBUNWOW.COM - Meski warga sipil telah berhasil dievakuasi, masih ada kombatan yang sampai saat ini terjebak dan tak bisa keluar dari kompleks pabrik baja Azovstal di Kota Mariupol, Ukraina.

Para kombatan ini diketahui tidak akan mau menyerah ke Rusia, namun di saat yang sama mereka meminta bantuan kepada pemerintah Ukraina dan negara-negara lain agar dibantu dievakuasi.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengaku tengah melakukan negosiasi dengan Rusia terkait nasib mereka yang masih terjebak di Azovstal.

Baca juga: Peti Mati Hampir Jatuh, Ini Penampakan saat Pelayat Jurnalis Al Jazeera Dipukuli Polisi Israel

Baca juga: Pertama sejak Invasi, Menhan Rusia dan AS Bercakap via Telepon Bahas Gencatan Senjata di Ukraina

Dikutip TribunWow.com dari bbc.com, informasi ini disampaikan oleh Zelensky dalam konferensi pers rutin pada Jumat (13/5/2022) malam.

Zelensky menyebut banyak kombatan yang harus segera dievakuasi karena mengalami luka.

Menurut Zelensky negosiasi berlangsung kompleks untuk mengevakuasi para kombatan dan tenaga medis dari Azovstal.

"Kami melakukan semuanya untuk mengevakuasi seluruh prajurit kita," kata Zelensky.

Zelensky juga menginfokan Ukraina menggunakan sosok berpengaruh sebagai perantara dalam negosiasi dengan Rusia.

Namun tidak dijelaskan siapa sosok berpengaruh yang dimaksud oleh Zelensky.

Sebelumnya, warga sipil terakhir yang diselamatkan dari kompleks pabrik baja Azovstal, Mariupol berhasil selamat sampai di wilayah yang dikuasai Ukraina.

Rombongan itu tiba pada Minggu, (8/5/2022) malam, setelah dievakuasi sehari sebelumnya.

Konvoi delapan bus itu tiba di kota tenggara Zaporizhzhia setelah gelap, dengan membawa sekitar 170 pengungsi.

Diperkirakan ada sekitar 51 warga sipil yang diselamatkan dari kompleks Azovstal, dan sekitar 120 lainnya berada di titik penjemputan di pusat perbelanjaan yang hancur.

Perjalanan lebih dari 200 kilometer memakan waktu dua hari, karena konvoi bus ditahan selama berjam-jam di pos pemeriksaan Rusia dan penduduk yang lapar dan lelah di dalam diinterogasi.

Seoranng pengungsi bernama Natalia, mengaku telah pasrah dan mengira tak akan bisa keluar hidup-hidup dari pabrik Azovtal yang dikepung Rusia.

Halaman
1234