Jika korban berjatuhan di sisi perbatasan NATO, maka hal ini berpotensi memicu Pasal 5 konstitusi NATO, di mana seluruh aliansi akan membela negara yang diserang.
3. Rusia Gunakan Senjata Pemusnah Massal Terlarang
Di tengah pertempuran sengit di Donbas, sebuah ledakan terjadi di fasilitas industri yang mengakibatkan pelepasan gas kimia beracun.
Meskipun ini telah terjadi, tidak ada kematian yang dilaporkan.
Tetapi jika hal itu mengakibatkan korban massal seperti yang terlihat dalam penggunaan gas beracun oleh Suriah di Ghouta dan jika itu ditemukan dengan sengaja disebabkan oleh pasukan Rusia, maka NATO akan berkewajiban untuk menanggapi.
Namun, diakui sangat mungkin bahwa tidak satu pun dari skenario ini akan terwujud.
Baca juga: Joe Biden Pastikan NATO Tak akan Tinggal Diam jika Rusia Gunakan Senjata Kimia di Ukraina
Baca juga: Google Laporkan Upaya Peretasan oleh Hacker Rusia ke Jaringan NATO, Dilakukan Kelompok Berikut
NATO Ancam Agar Rusia Tarik Mundur Pasukan
Sebelumnya, NATO sejak awal konflik telah merilis tanggapan resmi terkait tindakan Rusia menginvasi Ukraina.
Sekretaris Jenderal NATO, Perdana Menteri Norwegia Jens Stoltenberg, mengecam keras keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin tersebut.
Pihaknya mengingatkan akan adanya konsekuensi atas tindakan yang mengancam keseimbangan negara-negara di kawasan Atlantik utara tersebut.
Dilansir laman resmi nato.int, Kamis (24/2/2022), Jens Stoltenberg mengecam invasi militer Rusia tersebut.
Ia menyebut tindakan pasukan Vladimir Putin terlalu ceroboh dan berisiko tinggi pada kesalamatan rakyat.
Jens Stoltenberg juga menyinggung berbagai upaya damai yang tak digubris oleh Rusia.
"Saya mengutuk keras serangan Rusia yang sembrono tidak beralasan terhadap Ukraina, yang membahayakan nyawa warga sipil yang tak terhitung jumlahnya," tegas Jens Stoltenberg secara tertulis dikutip TribunWow.com.
"Sekali lagi, terlepas dari peringatan berulang kali dan upaya tak kenal lelah kami untuk terlibat dalam diplomasi, Rusia telah memilih jalan agresi terhadap negara yang berdaulat dan merdeka."