Namun, dengan terungkapnya setiap kekejaman yang tampaknya dilakukan oleh tentara Rusia, tekad NATO semakin bulat dan pertahanannya mulai mencair.
Terlihat dari keputusan Republik Ceko yang telah mengirim tank, T72 era Soviet yang diakui sudah ketinggalan zaman, tetapi mereka adalah negara NATO pertama yang melakukannya.
Kemudian, Slovakia mengirimkan sistem rudal pertahanan udara S300.
Kedua langkah tersebut tampaknya sangat berisiko ketika perang ini dimulai.
Tobias Ellwood MP, yang mengepalai Komite Pertahanan Parlemen, adalah salah satu dari mereka yang percaya bahwa Putin sedang menggertak ketika dia mengangkat isu senjata nuklir dan bahwa NATO seharusnya berbuat lebih banyak.
"Kami telah terlalu berhati-hati dalam sistem persenjataan yang telah kami sediakan. Kami membutuhkan sikap yang lebih kuat. Kami memberi Ukraina cukup untuk bertahan tetapi tidak untuk menang dan itu harus berubah," kata Ellwood.
Jadi bagaimana tepatnya perang Rusia-Ukraina ini dapat meningkat menjadi konflik Eropa yang menyeret NATO?
Ada sejumlah skenario potensial yang tidak diragukan lagi akan menjadi pemikiran di benak kementerian pertahanan Barat.
Berikut ini hanya tiga di antaranya.
1. Putin Nekat karena Tertekan
Sebuah rudal anti-kapal yang dipasok NATO yang ditembakkan oleh pasukan Ukraina di Odesa, menghantam dan menenggelamkan kapal perang Rusia di lepas pantai di Laut Hitam dengan kehilangan hampir 100 pelaut dan puluhan marinir.
Korban tewas sebesar ini dalam satu serangan belum pernah terjadi sebelumnya dan Putin akan berada di bawah tekanan untuk merespons dalam beberapa bentuk.
Dikhawatirkan, serangan balasan Rusia akan lebih kejam dan menyasar pada negara-negara lain.
2. Rusia Serang Perbatasan Negara Anggota NATO
Serangan rudal strategis Rusia menargetkan konvoi pasokan perangkat keras militer yang menyeberang dari negara NATO, seperti Polandia atau Slovakia, ke Ukraina.