Pakar Ukraina telah memperingatkan bahwa beberapa kota yang dikosongkan oleh pasukan Rusia mungkin memperlihatkan kekejaman yang lebih buruk daripada di Bucha.
Pasalnya, penduduk setempat mengklaim pasukan Putin membunuh anak-anak, terlibat dalam pemerkosaan massal dan melakukan eksekusi.
Dikutip TribunWow.com dari Daily Mail, Senin (4/4/2022), Moskow dituduh melakukan genosida setelah pasukan Rusia yang mundur meninggalkan bukti mengerikan.
Ditemukan kuburan massal dan pembunuhan warga sipil, beberapa di antaranya tangannya diikat ke belakang, di kota komuter Bucha, dekat Kiev.
Diketahui, Rusia menarik diri dari kota Kiev dan Chernihiv pada hari Jumat, (1/4/2022) hingga 25 mil di beberapa tempat.
Tetapi ketika orang-orang yang selamat muncul dari tempat persembunyian mereka di bawah tanah, kisah-kisah mereka dan kehancuran yang tak terhitung di sekitar mereka mengungkapkan kengerian.
Di antara tank-tank yang hancur dan rumah-rumah yang hancur, mayat-mayat berjajar di jalanan Bucha, sebuah kota pinggiran berpenduduk 28 ribu jiwa sebelum perang.
Gambar-gambar yang terlalu menyedihkan untuk dipublikasikan menunjukkan tubuh seorang pria terikat dan dibuang ke selokan.
Mayat lainnya berserakan di depan stasiun kereta api dan di pinggir jalan.
Di sebuah jalan saja ada 20 mayat, semuanya berpakaian sipil, tangan mereka diikat di belakang.
Seorang anak laki-laki berusia 14 tahun termasuk di antara mereka.
Foto lain menunjukkan tiga pria dengan lengan diikat, tergeletak di pinggir jalan di samping tumpukan palet kayu.
Menurut Telegraph, ditemukan juga jasad yang dipenggal diduga pengungsi yang berusaha melarikan diri.
"Semua orang ini ditembak, dibunuh, di bagian belakang kepala," kata Walikota Bucha, Anatoly Fedoruk.
"Seluruh keluarga, anak-anak, wanita, lansia, pria dibunuh karena mencoba melarikan diri."