"Lebih dari 70 orang, wanita dan petugas medis dari rumah sakit bersalin No. 2 dari distrik tepi kiri dibawa secara paksa oleh penjajah," kata kantor tersebut.
Informasi tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen karena Mariupol telah dikepung selama sebulan dan dibombardir secara intens, dengan sebagian besar komunikasi terputus.
Baca juga: Ukraina Lancarkan Serangan Balasan, Ledakkan Gudang Senjata dan Kamp Militer Rusia di Belgorod
Baca juga: Tentara Rusia Cekikikan saat Bahas 3 Kru Tank Rudapaksa Gadis 16 Tahun di Ukraina
Kondisi Terkini Mariupol
Nasib mengenaskan dialami oleh para penduduk yang mendiami Kota Mariupol, Ukraina.
Tempat mereka tinggal saat ini telah beberapa minggu berada di bawah kepungan pasukan militer Rusia.
Kebutuhan dasar hidup di Mariupol semakin hari semakin menipis bahkan tidak dapat diperoleh.
Dikutip TribunWow.com dari Thesun.co.uk, beberapa waktu yang lalu sempat viral sebuah foto menampilkan warga Mariupol beramai-ramai mengubur jasad manusia di sebuah pemakaman massal.
Jasad para warga dibungkus menggunakan kantong plastik hitam lalu dikubur bersama dengan jenazah lainnya.
Seorang warga Mariupol mengatakan, karena langkanya makanan, warga terpaksa memakan daging anjing liar untuk bertahan hidup.
Warga lain bernama Victoria menyampaikan, ada tiga anak-anak di Mariupol tewas karena dehidrasi.
"Ini abad ke-21, dan anak-anak tewas karena dehidrasi di kota saya, mereka saat ini kelaparan," ungkap Victoria.
Victoria bercerita, dirinya, temannya dan keluarganya saat ini sudah tidak lagi memiliki rumah.
"Warga bersembunyi di basemen tetapi itu tidak menyelamatkan mereka. Mereka (pasukan Rusia) menyerang begitu keras bahkan menghancurkan basemen," jelasnya.
"Mereka (warga Mariupol) tidak memiliki air, beberapa hari lalu kami berkumpul mengumpulkan salju untuk air."
Eks jurnalis ITN, Bill Neely menyampaikan, warga yang kehausan nekat meminum air radiator hingga memakan daging anjing.