TRIBUNWOW.COM - Sejak konflik Rusia-Ukraina terjadi, Amerika Serikat (AS) terus-terusan mengecam dan menjatuhkan sanksi ekonomi bertubi-tubi kepada Rusia.
Tiga minggu berlalu sejak invasi terjadi pada 24 Februari 2022 lalu, pemerintah Rusia kini tak bisa memaafkan apa yang telah diucapkan oleh Presiden AS Joe Biden kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.
Juru bicara Putin, Dmitry Peskov mengetakan, apa yang diucapkan oleh Biden tidak bisa dimaafkan.
Baca juga: Pemerintah Ukraina Berduka atas Tewasnya Ibu dari 12 Anak saat Berperang Lawan Pasukan Rusia
Baca juga: Kisah Horor Relawan Perang Ukraina, Dihajar Agen Rahasia hingga Lihat Mayat Tentara Rusia Dipajang
"Kami meyakini retorika seperti itu tidak bisa diterima dan tak bisa dimaafkan," ujar Peskov.
Peskov juga mengungkit bagaimana AS sendiri telah membunuh ratusan ribu orang di negara-negara lain pada peperangan sebelumnya.
Lantas apa yang diucapkan oleh Biden hingga membuat marah pemerintah Rusia?
Dikutip TribunWow.com dari BBC.com, kejadian ini terjadi ketika Biden diwawancarai di Washington pada Rabu (16/3/2022).
Seorang reporter bertanya "Pak Presiden, setelah semua yang kita lihat, apakah Anda siap untuk menyebut Putin sebagai penjahat perang?" tanya wartawan tersebut.
Biden awalnya menjawab tidak, namun tak lama kemudian ia meralat jawabannya.
"Oh, saya rasa dia adalah penjahat perang," kata Biden.
Jubir Biden, Jen Psaki kemudian menyampaikan bahwa Biden mengucapkan hal tersebut sesuai isi hati sang presiden, setelah melihat dampak perang di Ukraina.
Selama invasi berlangsung, kedua belah pihak sudah berkali-kali melakukan pertemuan yang mana di antaranya melakukan negosiasi untuk mengakhiri konflik yang terjadi.
Perkembangan terbaru, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengakui permintaan pemerintah Rusia semakin realistis.
Dikutip TribunWow.com dari Aljazeera.com, pernyataan ini disampaikan oleh Zelensky pada Rabu (16/3/2022).
Zelensky mengomentari soal bagaimana perkembangan negosiasi antara Rusia dan Ukraina yang berlangsung pada Rabu ini.