Konflik Rusia Vs Ukraina

Rusia Disebut Curangi Gencatan Senjata, Kekacauan Terjadi saat Warga Mariupol Mau Mengungsi

Penulis: anung aulia malik
Editor: Elfan Fajar Nugroho
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Proses evakuasi warga sipil di Kota Irpin yang berada di dekat Kiev pada Sabtu (5/3/2022). Rusia Disebut Curangi Gencatan Senjata, Kekacauan Terjadi saat Warga Mariupol Mau Mengungsi

Akibat dari serangan terus menerus Rusia ke Mariupol, warga sipil di sana telah hidup tanpa listrik dan air hingga empat hari.

Dilansir Aljazeera, Jumat (4/3/2022), sejak invasi pertama, Rusia diklaim telah melakukan kejahatan perang dengan serangan ke pemukiman penduduk dan fasilitas publik.

Tentara Rusia juga telah menguasai sejumlah wilayah perbatasan dan mengepung penduduk kota.

Terakhir, Rusia dikabarkan telah berhasil menguasai pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporzhzhia yang merupakan pembangkut nuklir terbesar di Eropa.

Berikut kesimpulan perkembangan terakhir Invasi Rusia yang disusun oleh TribunWow.com.

Rusia Kuasai PLTN Zaporzhzhia

Pihak berwenang Ukraina mengatakan pasukan Rusia telah menguasai pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia, yang terletak di Energodar, bagian tenggara Ukraina, Jumat (4/3/2022).

Kebakaran yang terjadi ketika kompleks tersebut diserang pasukan Rusia pada Jumat dini hari, kini telah padam.

Beberapa pemimpin Barat mengecam keras atas serangan tersebut dan menuduh Moskow melakukan agresi yang sembrono.

Pengeboman yang dilakukan Rusia terhadap PLTN Zaporizhzhia, Energodar, bagian tenggara Ukraina, Kamis (3/3/2022) malam. (Capture YouTube BBC)

Baca juga: Efek Radiasi Nuklir jika PLTN Zaporizhzhia Ukraina Diledakkan Rusia, dari Kanker hingga Rusaknya DNA

Kondisi Kota-kota yang Terkena Serangan

Otoritas regional menyebutkan 47 orang tewas menyusul serangan udara Rusia di kota Chernihiv, Ukraina utara.

Sementara, kota pelabuhan Mariupol di pesisir Laut Hitam menderita kekurangan logistik.

Walikota menyatakan masyarakatnya tak memiliki sumber air dan pemanas.

Bahkan, rakyat kota yang diserang Rusia itu menderita kelaparan lantaran pasokan bahan makanan yang menipis.

Sementara pasukan Rusia terus menggempur kota semalaman tanpa henti.

Halaman
1234