TRIBUNWOW.COM - Pada Sabtu (5/3/2022) Rusia dan Ukraina sama-sama menyepakati untuk melakukan gencatan senjata sementara.
Gencatan senjata itu bertujuan agar para warga sipil di Mariupol bisa dievakuasi keluar dari daerah konflik.
Namun pada waktu gencatan senjata tiba, Ukraina menyebut, pasukan militer Rusia justru terus melakukan penembakan ke Kota Mariupol.
Baca juga: Menteri Termuda di Ukraina Bentuk Tentara IT Lawan Rusia, Jadikan Medsos Senjata
Baca juga: Sempat Ikut Negosiasi Damai dengan Rusia, Negosiator Ukraina Dibunuh Agen Rahasia dari Negaranya
Dikutip dari BBC.com, koridor kemanusiaan yang tadinya dirancang untuk mengevakausi warga sipil tidak bisa digunakan.
"Saya dapat mendengar suara tembakan setiap tiga hingga lima menit," ujar Alexander (44), seorang warga Mariupol.
Alexander bercerita, dirinya juga melihat sejumlah mobil yang tadinya ingin keluar dari Mariupol pulang kembali ke dalam kota.
Pemerintah Ukraina menyebut, pihaknya terpaksa menunda evakuasi karena serangan Rusia masih berlanjut.
Sementara itu dari sisi pemerintah Rusia, mereka belum mengomentari soal serangan yang masih terjadi saat gencatan senjata berlangsung.
Menteri Pertahanan Rusia mengatakan, koridor kemanusiaan yang diperuntukkan untuk evakuasi warga sipil justru belum digunakan.
Pemerintah Rusia juga menuding justru otoritas Ukraina yang menghalang-halangi warga sipil yang ingin keluar.
Wakil Walikota Mariupol, Serhiy Orlov mengonfirmasi ke BBC bahwa gencatan senjata gagal karena Rusia masih melakukan serangan.
"Pasukan Rusia terus membombardir kita. Ini gila," ujar Orlov.
"Tidak ada gencatan senjata di Mariupol dan tidak ada genjatan senjata di sepanjang jalur yang akan digunakan oleh warga sipil kita untuk pergi keluar," sambungnya.
Tadinya, sebanyak ribuan warga sipil dijadwalkan meninggalkan Mariupol.
Orlov menjelaskan, tadinya warga sipil yang akan pergi dari Mariupol akan menggunakan bus dan kendaraan pribadi.