Terkini Daerah

Pakar Soroti Tanggungjawab HW, Ungkap Nasib Anak yang Dilahirkan Santriwati Korban Rudapaksa

Editor: Mohamad Yoenus
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

HW (36), guru di Bandung yang merudapaksa 21 santriwatinya hingga melahirkan bayi.

Menurut Diah, selain tempat mereka belajar di Cibiru yang juga jadi tempat mereka tinggal, pelaku juga menyediakan satu rumah khusus yang biasa disebut basecamp.

Tempat ini jadi tempat bagi anak-anak yang baru melahirkan hingga pulih dan bisa kembali kumpul.

"Jadi di lingkungannya, saat ditanya bayi-bayinya anak siapa mereka bilang anak yatim piatu yang dititipkan," katanya.

Menurut Diah, dirinya mendampingi langsung kasus ini dan bicara langsung dengan para korban hingga detail bagaimana kehidupan mereka sehari-hari di tempat tersebut.

Makanya, Diah merasakan betul kegetiran yang dialami anak-anak.

"Merinding saya kalau ingat cerita-cerita mereka selama di sana diperlakukan oleh pelaku," katanya.

Doktrin dan Bisikan agar Korban Menurut

Dalam berkas dakwaan, HW kerap melakukan perbuatannya di kamar rumah tersebut.

HW memang memiliki kamar tidur di lantai bawah.

Saat melancarkan aksinya, HW selalu melakukan dengan bujuk rayu dan berpura-pura memanggil santriwatinya ke kamar.

Harry meminta dipijat atau sekadar berbincang.

Meski korbannya sudah menangis ketakutan, HW tetap merudapaksa korbannya.

HW, yang mengaku sebagai guru ngaji itu, selalu membisikkan sesuatu bila korbannya menolak.

"Kalau menurut keterangan dari anak-anak. Mereka itu awalnya menolak, tapi setelah si pelaku itu memberikan bisikan di telinga, korban jadi mau."

"Ada bisikan ke telinga korban dari pelaku setiap mau melakukan itu," ujar Yudi Kurnia saat di wawancarai Tribunjabar.id.

Halaman
1234