Misalnya petir di Bangil (Kabupaten Pasuruan), Mojokerto, di Lawang sebelah utara (Kabupaten Malang), dan di Kota Malang.
Dia meminta agar masyarakat tidak perlu panik atau bahkan mengaitkan dentuman tersebut dengan hal supranatural.
Sementara itu, Kasi Informasi Stasiun Klimatologi Karangploso, Kabupaten Malang, Anung Suprayitno mengatakan, pendeteksi petir di daerahnya tidak mendeteksi aktivitas petir selama dentuman berlangsung.
"Kalau dari kami, dari luaran output LD (lightning) tidak menyatakan begitu. Hanya dentuman bisa bersumber dari apa saja, salah satu bisa saja petir. Tapi mungkin tidak untuk kasus dentuman yang di Malang," katanya seperti dikutip dari Kompas.com.
4. Tanah Berdarah di Sukoharjo, Jateng
Fenomena langka terjadi di sebidang tanah milik Waluyo yang berlokasi di Dukuh Sentul RT 3 RW 5, Desa Pundung Rejo, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Kejadian itu juga diketahui dan disaksikan tim Tribun Solo pada Rabu 3 Maret 2021.
Warga setempat mengaku ngeri akibat peristiwa itu, sebab permukaan lahan kosong tersebut mengeluarkan cairan berwarna merah pekat seperti darah.
Seorang Ahli Geologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Eko Haryono, turut menanggapi fenomena tanah berdarah di Kabupaten Sukoharjo.
Eko menuturkan, cairan tersebut mirip dengan cairan pewarna.
Pendapatnya diperkuat dengan ciri-ciri air yang tidak memiliki bau, tidak lengket serta teksturnya yang encer seperti air pada umumnya.
Menurut penjelasan Eko, peneliti Geologi biasanya menggunakan cairan pewarna untuk meneliti aliran sungai bawah tanah.
Prosesnya, pewarna tersebut dimasukkan dari ujung sungai.
Untuk itu, dia menganjurkan agar tanah itu diteliti lebih lanjut.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sukoharjo, Sri Maryanto.