Endang pun bergegas bangkit dari tempat tidurnya.
Saat hendak keluar rumah, ada seorang warga yang mendatangi Endang dan menyebut korban disiksa suami.
"Saya bergegas menghampiri rumah Sarah, di sana Sarah sudah berada di teras dengan kondisi yang mengenaskan," kata Endang.
"Saat itu saya mendengar Sarah menjelaskan bahwa ia baru saja dianiaya suaminya, kepalanya dibenturkan, mulutnya dilakban dan tangannya diikat."
Endang menyebut korban sempat meminta diambilkan ponsel yang tengah dicas di ruang tamu.
Saat masuk ke ruang tamu, Endang melihat ruangan sangat berantakan.
Sayangnya, Endang mengaku tak melihat keberadaan ponsel korban.
Ia pun langsung memberi tahu korban yang tengah mengerang kesakitan akibat luka bakar di sekujur tubuh.
"Pertama datang pun saya langsung menutup tubuhnya dengan kain karena ia seperti kedinginan, setelah mendapat keterangan ia disiram air keras saya langsung berinisiatif mendatangi polisi dan menelepon ambulans desa," jelasnya.
"Datang kembali ke rumah setelah dari Polsek, saya melihat wajah Sarah sudah makin membengkak."
Nahas, seusai beberapa saat dirawat, Sarah dikabarkan meninggal dunia pada hari yang sama sekira pukul 20.30 WIB. (TribunWow.com)
Sebagian artikel ini telah diolah dari Kompas.com dengan judul "Praktik Kawin Kontrak di Balik Kasus Penyiraman Air Keras di Cianjur yang Tewaskan Sarah" dan TribunJabar.id dengan judul Sosok Sarah, Mamah Muda di Cianjur yang Meninggal setelah Disiram Air Keras Suaminya yang Posesif