Kasus pertama yang menyerang manusia, terdeteksi pada 1954 dan terjadi wabah lebih lanjut di Afrika, Asia Tenggara dan Kepulauan Pasifik.
Namun, pada 2015, kasus virus Zika dilaporkan di Brasil dan menyebar cepat hingga mencapai proporsi epidemi.
Saat itu, ribuan bayi lahir dengan mikrosefali, yakni kelainan yang menyebabkan bayi dilahirkan dengan kepala berukuran kecil yang tidak normal dan otak kurang berkembang.
Tidak ada vaksin atau pun obat antivirus bagi virus Zika, sehingga satu-satunya pilihan adalah dengan mengurangi risiko digigit oleh nyamuk.
Meskipun virus Zika sebagian besar disebarkan oleh nyamuk, tetapi virus tersebut juga dapat ditularkan secara seksual.
Dilaporkan oleh kantor berita ANI, Kepala Menteri Uttar Pradesh, Yogi Adityanath, mencatat bahwa infeksi kali ini “menyebar dengan cepat” di kota.
Baca juga: Kecanduan Konten Dewasa, 2 Anak Bunuh Gadis 6 Tahun di India seusai Tolak Lakukan Hubungan Seksual
Baca juga: Kembali Tertinggal dari China hingga India, Misi Peluncuran Roket Luar Angkasa Korea Selatan Gagal
Dia juga menginstruksikan para pejabat untuk mempercepat pekerjaan sanitasi.
“Mengingat keseriusannya, perlu kehati-hatian khusus. Kesehatan setiap pasien harus terus dipantau,” kata Yogi Adityanath.
Kematian terkait virus Zika sebenarnya jarang terjadi.
Hanya satu dari lima orang yang terinfeksi diperkirakan mengalami gejala, seperti demam ringan, konjungtivitis atau mata merah, sakit kepala, nyeri sendi hingga ruam kulit.
Dilansir dari Hindustan Times, kasus positif virus Zika di Kanpur, mengalami penambahan pada Minggu (7/11/2021).
Kantor berita ANI mengatakan setidaknya ada 10 kasus baru di wilayah tersebut hingga mencapai total 89 orang positif mengidap virus Zika saat ini.
Sebelumnya, terdapat penambahan 13 kasus positif pada Sabtu (6/11/2021).
Pejabat kesehatan setempat mengatakan rumah sakit pemerintah di seluruh kota, telah menerima peringatan dan mengintensifkan pengawasan di bawah kampanye pengendalian penyakit menular.
“Secara berkala tim kami memeriksa dan tim perusahaan kota juga telah dikerahkan untuk fogging guna menghancurkan titik perkembangbiakan nyamuk,” kata Kepala Inspektur Medis di Rumah Sakit Ursala, Dr Anil Nigam kepada ANI.