“Tidak diragukan lagi bahwa Kim Jong Un memiliki hubungan yang sangat dekat dengan saudara perempuannya,” kata Yang Moo Jin dari Universitas Studi Korea Utara di Seoul.
“Jong Un dan Yo Jong menghabiskan sebagian besar masa kecil mereka yang kesepian di luar negeri bersama, saya pikir ini adalah saat mereka mengembangkan sesuatu yang mirip dengan persahabatan, di atas cinta saudara,” tambahnya.
Kekacauan di Korea membuat saudara perempuan Kim Jong Un muncul lebih kuat dari sebelumnya.
Baca juga: Muncul di Parade Militer Korea Utara, Lihat Beda Penampilan Terbaru Kim Jong Un yang Jadi Sorotan
Pekan lalu, Kim Yo Jong menuntut Korea Selatan membuat pilihan yang benar, jika serius menginginkan rekonsiliasi dan pembangunan dalam hubungan antar-Korea, termasuk pengadaan pertemuan puncak lainnya.
Dia juga memperingatkan AS dan Korea Selatan untuk menghentikan kebijakan ‘permusuhan’ mereka terhadap Korea Utara, sebelum diskusi dapat dilanjutkan.
Di sisi lain, Kim Jong Un baru-baru ini menyatakan kesediaannya untuk memulihkan jalur komunikasi yang terhenti dengan Korea Selatan pada awal Oktober untuk mempromosikan perdamaian.
Hal itu dilaporkan oleh media pemerintah, KCNA, pada Kamis (30/9/2021).
Dikutip dari France24, Pyongyang bulan lalu telah menawarkan pembicaraan bersyarat dengan Seoul bersamaan dengan penembakan rudal pertamanya dalam enam bulan dan meningkatnya kritik terhadap AS.
Selama pidato di parlemen negaranya pada Rabu lalu, Kim mengatakan pemulihan hotline lintas batas akan mewujudkan keinginan rakyat Korea untuk perdamaian.
Beberapa ahli mengatakan, Korea Utara menekan Korea Selatan untuk mengurangi kritiknya terhadap uji coba rudal balistik negara itu, yang sebenarnya dilarang oleh resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Kementerian Unifikasi Korea Selatan sudah memberikan tanggapannya.
Baca juga: Menderita selama 40 Tahun di Korea Utara, Warga Jepang Tuntut Kim Jong Un
Mereka mengatakan akan mempersiapkan pemulihan hotline yang diperlukan untuk membahas dan menyelesaikan banyak masalah yang tertunda.
Sementara itu, Kim Jong Un justru menolak tawaran AS untuk melanjutkan pembicaraan dan menyebutnya sebagai trik murahan untuk mengelabui masyarakat internasional.
Kim menuduh pemerintahan Joe Biden melanjutkan kebijakan bermusuhan dengan negaranya.
“Menggembar-gemborkan 'keterlibatan diplomatik' dan 'dialog tanpa prasyarat', tetapi itu tidak lebih dari tipuan kecil untuk menipu masyarakat internasional dan menyembunyikan tindakan permusuhannya," kata Kim.