Virus Corona

Jadi Efek Samping Vaksin, Miokarditis Juga Alasan untuk Jangan Olahraga Berat saat Isoman Covid-19

Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Atri Wahyu Mukti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gejala penyakit jantung. Miokarditis sedang banyak dibicarakan karena dilaporkan menjadi efek samping langka pada vaksin berbasis mRNA seperti Pfizer dan Moderna. 

TRIBUNWOW.COM - Miokarditis atau peradangan otot jantung yang bisa mengurangi kemampuan jantung, sedang banyak dibicarakan karena dilaporkan menjadi efek samping langka pada vaksin berbasis mRNA seperti Pfizer dan Moderna. 

Kemudian diketahui juga, jika kemungkinan terjadinya miokarditis lebih tinggi pada orang yang terinfeksi Covid-19 atau penyintas Covid-19 dibanding dengan penerima vaksin. 

Melansir dari newscientist, perbandingan angka kasus miokarditis pada penerima vaksin dan orang yang pernah terinfeksi Covid-19 di Amerika Serikat (AS) cukup besar.

Baca juga: Jadi Efek Samping Langka Vaksin, Miokarditis Disebut Lebih Sering Terjadi setelah Infeksi Covid-19

Baca juga: Bisa Dicoba saat Isolasi Mandiri Covid-19, Ini Tips Mengajarkan Anak Terbiasa Konsumsi Makanan Sehat

Terutama golongan anak muda dalam rentan usia 12 hingga 18 tahun.

Miokarditis yang terjadi pada pasien atau penyintas Covid-19 berjumlah 450 kasus per 1 juta kasus infeksi Covid-19.

Itu berbanding 67 kasus miokarditis per 1 satu juta penerima setelah dosis kedua vaksin Pfizer/BioNTech atau Moderna.

Angka itu didapat dari Komite Penasihat AS untuk Praktik Imunisasi, dan menjadi dasar mereka untuk melanjutkan vaksin pada anak muda.

Hal itu juga dikarenakan infeksi Covid-19, selain menyerang paru-paru, dapat merusak bagian tubuh lainnya, termasuk otak, pembuluh darah, dan jantung.

Informasi tersebut bahkan telah diketahui sejak Covid-19 mewabah pertama kali di China. 

Data awal yang didapat dari beberapa negara menunjukkan bahwa 20 hingga 30 persen pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 menunjukkan tanda-tanda cedera jantung.

Baca juga: Tak Hanya Jaga Imun Pasien Covid-19, Konsumsi Sehat saat Isolasi Mandiri Juga Bisa Redam Stres

Dilansir dari Wired.com, awalnya ada dugaan jika masalah yang menyangkut organ lain seperti jantung dan pembulu darah hanya bisa terjadi pada pasien yang mengalami Covid-19 yang parah. 

Tetapi sekarang, telah banyak bukti bahwa virus dapat menyebabkan kerusakan jantung bahkan pada orang yang memiliki gejala ringan atau tidak sama sekali.

Salah satu faktor yang meningkatkan kemungkinan tersebut adalah jika pasien Covid-19 berolahraga saat mereka menjalani isolasi.

Beberapa kondisi yang turut dijadikan alasan penundaan banyak kompetisi olahraga di Amerika Serikat adalah kondisi yang disebut miokarditis.

Kondisi yang terjadi ketika dinding otot jantung menjadi meradang, melemahkan organ dan membuatnya lebih sulit untuk memompa darah.

Ini bukan kondisi yang baru ditemukan, dan jarang muncul, tetapi ketika itu terjadi, paling sering dipicu oleh infeksi seperti Covid-19.

Virus atau bakteri lain yang menyerang juga bisa berpotensi mengakibatkan miokarditis.

Dalam kasus ringan, kondisi tersebut juga akan sembuh dan pulih seiring waktu dengan sistem kekebalan tubuh yang dimiliki. 

Jika seseorang beristirahat saat mereka sakit dan selama pemulihan, sebagian besar waktu peradangan surut dan otot jantung sembuh dengan sendirinya.

Tetapi aktivitas berat saat jantung melemah dapat menyebabkan pembengkakan pada kaki, pusing, sesak napas.

Dan dalam kasus yang serius, detak jantung tidak teratur, henti jantung, dan kematian mendadak.

Sayangnya, kondisi ini juga kerap tidak disadari karena kebanyakan kasus hanya mengalami peradangan ringan yang membuatnya merasa baik-baik saja. 

Bahkan disebutkan jika pebasket di AS meninggal karena komplikasi jantung saat bermain di dalam liga. 

Itu terjadi tidak lama setelah dirinya pulih dari Covid-19.

Karena itu penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami apa yang sebenarnya terjadi di dalam tubuh orang dengan infeksi Covid-19.

Kebutuhan itu sangat penting karena begitu banyak orang yang terinfeksi tidak mengetahuinya.

Dan mereka mungkin tanpa disadari melakukan hal-hal seperti berolahraga yang dapat merusak jantung mereka selama atau segera setelah infeksi mereka.

Untuk itu, bahkan pada orang yang baru sembuh dari Covid-19 tidak dianjurkan untuk melakukan olahraga berat. 

Mereka dianjurkan mengikuti rehabilitasi dengan melakukan gerakan-gerakan ringan saat baru sembuh. 

Kemudian, jika mengalami gejala yang mencurigakan seperti nyeri dada, sesak napas, atau jantung berdebar terutama saat berolahraga, dianjurkan untuk menghentikannya dan berkonsultasi ke dokter. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)

Baca Artikel Terkait Isolasi Mandiri Lainnya