Virus Corona

Jadi Efek Samping Langka Vaksin, Miokarditis Disebut Lebih Sering Terjadi setelah Infeksi Covid-19

Penulis: Afzal Nur Iman
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Vaksin Virus Covid-19. Vaksin jenis mRNA disebut memiliki efek samping langka yang menyerang jantung.

TRIBUNWOW.COM - Miokarditis yang merupakan peradangan pada jaringan otot jantung diketahui menjadi efek samping langka yang dikaitkan dengan vaksin berbasis mRNA yaitu Pfizer dan Moderna. 

Namun sebuah studi mengungkap jika miokarditis lebih mungkin terjadi jika terinfeksi Covid-19. 

Dalam studi tersebut bahkan tercatat miokarditis enam kali lebih mungkin terjadi setelah infeksi Virus Corona daripada setelah vaksinasi. 

Baca juga: Bisa Dicoba saat Isolasi Mandiri Covid-19, Ini Tips Mengajarkan Anak Terbiasa Konsumsi Makanan Sehat

Baca juga: Tak Hanya Jaga Imun Pasien Covid-19, Konsumsi Sehat saat Isolasi Mandiri Juga Bisa Redam Stres

“450 kasus miokarditis per 1 juta kasus Covid-19 terjadi pada pria muda,” kata Mendel Singer dari Case Western Reserve University di Ohio, Amerika Serikat, yang membantu melakukan penelitian, dikutip dari newscientist.

“Jika Anda fokus pada peradangan jantung, taruhan yang lebih aman adalah dengan mengambil vaksin.”

Dalam beberapa bulan terakhir kondisi miokarditis dilaporkan terjadi setelah penggunaan vaksin Pfizer/BioNTech dan Moderna.

Terutama pada orang yang lebih muda.

Hal ini telah menimbulkan kekhawatiran khususnya di Amerika Serikat (AS) dan Israel, karena kedua negara ini telah memimpin dalam memvaksinasi anak-anak muda.

Reaksi paling sering terjadi pada pria dan anak laki-laki berusia di bawah 30 tahun setelah dosis kedua mereka, dan biasanya terlihat dalam 10 hari.

Tetapi banyak badan kesehatan di seluruh dunia mengatakan manfaat vaksinasi masih lebih besar daripada risikonya, terutama pada mereka yang memenuhi syarat vaksin.

Baca juga: Waspada saat Isoman, Ini Faktor Risiko Pasien Covid-19 Alami Masalah Paru-paru Selain Komorbid

Sekarang sebuah penelitian di AS telah mengonfirmasi dugaan tersebut.

Para peneliti menganalisis catatan organisasi kesehatan yang mencakup seperlima dari populasi AS.

Mereka menemukan bahwa, selama 12 bulan pertama pandemi, laki-laki berusia 12 hingga 17 tahun merupakan kelompok yang paling mungkin mengalami miokarditis dalam waktu tiga bulan setelah tertular Covid-19.

Telah dijelaskan jika laju terjadinya sekitar 450 kasus 1 per juta infeksi.

Itu jauh lebih tinggi dibandingkan miokarditis yang terjadi pada penerima vaksin.

Halaman
12