Di mana terdapat 67 kasus miokarditis per satu juta pria pada usia yang sama setelah dosis kedua vaksin Pfizer/BioNTech atau Moderna.
Angka tersebut didapat dari Komite Penasihat AS untuk Praktik Imunisasi.
Para peneliti menambahkan bersama kasus setelah dosis pertama dan kedua untuk mencapai tingkat total 77 kasus per juta pada kelompok usia laki-laki ini dipicu oleh vaksinasi.
Gejala yang dilaporkan terjadi pada miokarditis diantaranya adalah nyeri dada, sesak napas dan palpitasi.
Gejalanya berkisar dari yang sangat ringan sehingga tidak diketahui hingga parah.
Dalam kondisi parah miokarditis dapat melibatkan kerusakan jantung permanen atau kematian.
Namun, bentuk ekstrim jarang terjadi dan tidak ada kematian yang dilaporkan setelah vaksinasi di AS.
Hingga kini masih belum diketahui dengan pasti apa yang menyebabkan miokarditis bisa terjadi pada penerima vaksin.
Ada dugaan bahwa itu terjadi ketika sistem kekebalan menyerang jantung, tetapi ini belum terbukti.
Juga tidak diketahui mengapa hal itu paling sering terjadi pada pria yang lebih muda.
Kasus ringan biasanya diobati dengan obat antiinflamasi yang dijual bebas seperti ibuprofen dan kebanyakan orang sembuh dalam beberapa bulan.
Pemicu lain dari kondisi ini termasuk flu dan vaksin flu, beberapa obat-obatan dan beberapa obat-obatan terlarang.
Risiko kecil miokarditis setelah vaksin juga menjadi landasan mengapa Komite Bersama untuk Vaksinasi dan Imunisasi Inggris (JCVI) belum merekomendasikan vaksin ini.
Tetapi sejumlah negara seperti Irlandia dan AS masih mengizinkan remaja untuk divaksinasi.
JCVI mengatakan pada bulan Juli bahwa hanya orang muda yang sangat rentan atau hidup dengan seseorang dengan sistem kekebalan yang lemah yang dapat divaksinasi.
Selanjutnya, komite tersebut menganjurkan kepada orang yang pernah divaksinasi atau terinfeksi Covid-19 harus waspada terhadap kemungkinan gejala miokarditis.
Terutama nyeri dada yang terasa seperti terbakar atau tajam dan bertambah parah saat berganti posisi. (Tribunwow.com/Afzal Nur Iman)
Baca Artikel Terkait Covid-19 Lainnya