Virus Corona

Bahas Ketidakadilan, Dokter Kritik Ngabalin soal Covid-19: Ambigu, Rakyat Gak Boleh tapi TKA Masuk

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Dokter Indonesia Bersatu, dr Eva Sri Diana, dan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin, dalam acara CATATAN DEMOKRASI tvOne, Rabu (14/7/2021).

"Saya pikir dengan pelaksanaan vaksinasi, PPKM jalan secara bersamaan, obat, oksigen, kemudian juga tempat tidur, saya melihat empat lima hari ke depan situasinya akan membaik," ujar Luhut dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.

Oleh sebab itu, Luhut membantah tegas anggapan yang menyebut bahwa kondisi pandemi di Indonesia tak terkendali.

Bahkan, ia menantang semua pihak yang masih meragukan hal tersebut untuk melakukan pembuktian langsung.

"Jadi kalau ada yang berbicara bahwa tidak terkendali keadaannya, sangat-sangat terkendali," ujar Luhut.

"Jadi yang bicara tidak terkendali itu bisa datang ke saya. Nanti saya tunjukkan ke mukanya bahwa kita terkendali," tegasnya.

Luhut Binsar Pandjaitan yakin Covid-19 melandai pekan ini, Senin (12/7/2021). Luhut tegas menantang pihak yang meragu pemerintah mampu kendalikan pandemi Covid-19 di Indonesia. (YouTube Sekretariat Presiden)

Koordinator PPKM Darurat Jawa dan Bali itu tak menepis bahwa pemerintah mengalami banyak kendala.

Namun, pemerintah juga berusaha memperbaiki kendala-kendala tersebut.

"Bahwa kita punya masalah, saya berkali-kali sampaikan, yes, kita punya banyak masalah."

"Dan masalah kita perbaiki dengan tertib karena tim bekerja sangat kompak," ucap Luhut.

"Presiden memberikan direction yang sangat jelas, dan Presiden, saya katakan, in charge di semua ini," kata dia.

Dengan demikian, Luhut menegaskan bahwa arahan Jokowi membuat pelaksana tidak merasakan ada masalah.

"Semua kami putuskan secara terintegrasi," tutur Luhut.

Dalam kesempatan yang sama, Luhut menyebut penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang hampir mencapai target.

Ia menyebut bahwa bilitas selama PPKM Darurat menurun 10 - 15 persen dari target sebesar 20%.

"Hasil yang kami dapat selama periode 3-10 Juli seluruh provinsi Jawa-Bali sudah menunjukkan penurunan mobilitas dan penurunan aktivitas masyarakat 10-15 persen dari target kita 20 persen atau lebih," ujar Luhut.

Hasil tersebut berdasarkan pantauan dari indikator mobilitas dan kegiatan aktivitas masyarakat menggunakan Google Traffic, Facebook Mobility serta indeks cahaya malam. (TribunWow.com/Rilo)

Baca artikel lain terkait