Menurut Adhi, begitu isu ilmu hitam tersebut ramai, petugas lapak sudah melakukan upaya pencegahan.
Pihaknya langsung mengamankan Riki Tanggapaimu yang awalnya hendak jadi sasaran keributan penghuni lapas lain.
"Sebetulnya kita sudah mengantisipasi kejadian ini, kita sudah mengamankan satu orang di sel satu atas nama Riki Tanggapaimu," terang Adhi.
"Dia juga sempat mau dikeroyok waktu itu."
Sebastian dan Melianu yang meninggal diyakini terlibat dalam aksi Riki Tanggapaimu hingga akhirnya ganti dianiaya.
"Kita tidak tahu kalau dia punya anggota-anggota," kata Adhi.
"Mungkin dua orang ini dianggap anggotanya dia, jadi dikeroyok oleh mereka."
Baca juga: Gara-gara Santet, Dua Napi Tewas Dikeroyok di Merauke, Diduga Sebabkan Kematian dengan Ilmu Hitam
Baca juga: Detik-detik Mantan Napi Siram Pertalite lalu Bakar Hidup-hidup Pacarnya, padahal Baru Setahun Bebas
Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke- 03.45:
Pengeroyokan Dua Napi karena Dugaan Ilmu Hitam
Diketahui, kerusuhan terjadi di lapas kelas IIB Merauke pada sekitar pukul 16.25 WIT.
Menurut Plh Kepala Lapas Klas II B Merauke, Adhi Nugroho Utomo, kedua napi tersebut dikeroyok lantaran dituding melakukan santet.
Kecurigaan atas praktek ilmu hitam ini sudah lama beredar di kalangan napi.
Pasalnya, selama beberapa waktu terakhir, sejumlah napi diketahui meninggal karena penyakit penyerta seperti usus buntu, sesak napas, asam lambung, dan gangguan jantung.
Dilansir Kompas.com, Adhi mengatakan bahwa kematian yang terjadi di masa pandemi Covid-19 tersebut justru diartikan lain.
"Karena meninggalnya beberapa orang ini baru terjadi di Lapas Merauke di situasi pandemi ini. Tapi banyak warga binaan kami yang memiliki kepercayaan-kepercayaan memaknai kematian ini fenomena ilmu hitam," kata Adhi, Minggu (9/5/2021) dini hari.