TRIBUNWOW.COM - Psikolog Forensik, Reza Indragiri Amriel menyoroti perkataan pembunuh berantai asal Bogor, Jawa Barat, MRI alias Rian (21).
Dilansir TribunWow.com, Reza Indragiri menganggap perkataan Rian tak sesuai dengan tindakannya.
Pasalnya, Rian yang mengaku benci perempuan justru mengencani dua wanita sebelum menghabisi nyawa kedua korban tersebut.
"Kalau yang bersangkutan mengatakan tidak suka perempuan tapi pada saat yang sama berdasarkan pemberitaan media tersangka juga melakukan kencan dengan perempuan," jelas Reza dalam kanal YouTube metrotvnews, Sabtu (13/3/2021).
Baca juga: Rian Pembunuh Berantai Sempat Takut seusai Bunuh Siswi SMA, Seminggu Kemudian Malah Bunuh Janda Muda
Baca juga: Rian Bogor Tak Kabur justru Bunuh Korban Lain, Kriminolog: Pembunuhan Pertama Kali Menyesal
Menurut Reza, perbedaan perkataan dan tindakan pelaku mungkin sengaja dilakukan untuk mengelabuhi polisi.
Namun, ia juga menduga Rian mengalami gangguan pikiran yang cukup berat.
"Saya tidak tahu bentuk kencannya seperti apa, maka ada kontradiksi antara perkataan dan perbuatan," tutur Reza.
"Apakah perkataan dan perbuatan yang berbeda itu bentuk manipulasi dalam rangka mengelabuhi otoritas penegak hukum untuk membangun alibi."
"Atau justru merupakan manifestasi betapa seriusnya gangguan otak yang bersangkutan, gangguan berpikir akibat narkoba yang dia gunakan," tambahnya.
Reza pun menyinggung soal tindakan Rian merampas harta kedua korban seusai menghabisi nyawa mereka.
Baca juga: Rian Bogor Ngaku Benci Wanita karena Panik dan Tutupi Fakta, Polisi: Dia Normal Pernah Dekati Wanita
Baca juga: Pengakuan Rian Bogor saat Interogasi, Bingung hingga Sembarang Pilih TKP Pembunuhan: Sepi dan Gelap
Ia melihat adanya kebencian luar biasa yang dirasakan Rian hingga membunuh dua wanita dalam waktu kurang dari dua minggu.
"Anggaplah yang bersangkutan mencuri atau menjarah harta para korbannya," kata Reza.
"Kita mendapat kesan ini dilatarbelakangi motif instrumental."
"Tapi kenapa sampai melakukan pembunuhan, seolah-olah ada kebencian luar biasa."
"Ada emosi yang sungguh-sungguh tak terkendali sehingga mengesankan motifnya adalah motif emosional," sambungnya.