Terkini Nasional

Soal Kerumunan di NTT,  dr Tirta Anggap Jokowi Tak Layak Disalahkan: Presiden Tidak Bisa Bubarkan

Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dokter sekaligus relawan Dokter Tirta Mandira Hudi menjawab soal kerumunan saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke NTT.

"Saya tadinya berpikir, yang di mobil yang keluar kepala itu Habib Rizieq, seperti peristiwa di bandara," lanjutnya, mengungkit peristiwa kerumunan di Bandara Soekarno-Hatta saat Rizieq pulang ke Tanah Air.

"Habib Rizieq 'kan juga begitu waktu naik mobil," tambah dia.

Selain itu, ia mempertanyakan keterangan dari Istana yang mengonfirmasi kunjungan presiden itu.

Menurut dia, publik bisa menjadi geram akibat pelanggaran protokol kesehatan yang dilakukan rombongan kepala negara.

"Jadi kalau kita bikin perbandingan, mestinya ada keterangan lain dari Istana," komentar Rocky.

"Yang mesti diterangkan kecurigaan publik terhadap peristiwa itu, atau bahkan berubah menjadi kejengkelan publik terhadap peristiwa itu," lanjut dia.

Baca juga: Raffi Ahmad hingga Ahok Tak Dibui meski Buat Kerumunan, Refly Harun: Kenapa Habib Rizieq Ditangkap?

Rocky menilai penjelasan pihak Istana kurang cukup, terutama terkait timbulnya kerumunan warga.

"Jadi Istana tidak sekadar cukup dengan menerangkan bahwa itu peristiwa yang terjadi karena kesiagaan yang kurang dan antusiasme rakyat berlebih," kata akademisi ini.

Selain itu ia menyoroti adanya lemparan paket bantuan sosial (bansos) dari dalam mobil kepada warga yang berkumpul.

Menurut Rocky, hal ini semakin menimbulkan kerumunan warga.

"'Kan itu artinya minta rakyat berkumpul, 'Kumpul nih, gue punya hadiah'. Kira-kira begitu 'kan?" jelasnya.

"Kalau presiden menganggap ini pandemi jangan sampai membuat drama ini menjadi tragis, maka dia diam saja di dalam mobil sambil lambai-lambaikan tangan supaya ada kesempatan paspampres meluruskan arah mobil supaya kerumunan tidak mendekat," terang Rocky. (TribunWow.com/Tami/Brigita)