"Kalau benar Moeldoko terlibat (kudeta), apa yang dilawan oleh kawan-kawan militan di Partai Demokrat benar juga," ujar Bambang.
"Jadi mereka menentang sebagai kader militan adanya campur tangan dari pihak luar," imbuhnya.
Bambang lantas mengungkapkan pengalaman-pengalaman pihak-pihak yang juga ingin mengambil alih pimpinan partai.
Seperti Edi Sudrajat, Wiranto dan Prabowo Subianto.
Ketiganya disebut ingin mengambil alih kepemimpinan di Partai Golkar, meski melalui cara yang legal.
Meski begitu, niatannya tersebut gagal dan sehingga membentuk partai baru.
"Selama kita reformasi ini kan kita sudah belajar dari tiga jenderal," kata Bambang.
"Dulu ada Edi (Sudrajat) yang merebut Golkar tapi kalah, yang sekarang dipegang Pak Hendropriyono (Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia atau PKPI) yang sekarang dipegang lagi sama anaknya Diaz Hendropriyono," ungkapnya.
"Kita belajar juga politik dari Wiranto, dia juga ingin merebut Golkar dan dia gagal, terus dia bikin Hanura. Terus Prabowo Subianto ingin merebut Golkar gagal, terus dia bikin Gerindra," lanjutnya.
Baca juga: Tak Cuma AHY, Pengamat Sebut Moeldoko pun Diuntungkan dalam Isu Kudeta Demokrat: Presiden Kena Getah
Maka dari itu, Bambang menyebut hal yang biasa adanya isu mengambil alih sebuah partai.
Hanya saja menurutnya untuk tudingan ke Moeldoko yang disebut ingin mengambil alih kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Demokrat harus dibuktikan.
"Artinya untuk jenderal di era yang sudah reformasi ini masuk ke partai, menjadi kader, bertarung di dalam Munas, dalam kongres atau apa," kata Bambang.
"Kalau konteksnya Moeldoko kalau dia benar melakukan kudeta, ya kelihatannya ada sedikit yang terganggu."
"Apa benar Moeldoko, kalau lihat pernyataannya dia menolak bahwa tidak sejauh itu," pungkasnya. (TribunWow.com)