Lebih lanjut, SBY mengatakan gerakan tersebut bisa saja mengambilalih Partai Demokrat jika tak ditangani secara baik.
SBY pun menyebut gerakan itu hendak membeli Partai Demokrat dengan sejumlah uang.
"Kalau gerakan itu berhasil karena ingin membeli partai kita," terang SBY.
"Dan ada fasilitatornya, partai kita bisa mengalami kegelapan."
"Pada kesempatan ini, bagi orang luar yang punya ambisi untuk merebut dan membeli Partai Demokrat."
Karena itu, ia menegaskan Partai Demokrat tak diperjualbelikan.
Bahkan, ia menyebut tak tergiur dengan uang yang ditawarkan.
"Saya katakan dengan tegas dan jelas, Partai Demokrat not for sale."
"Partai kami bukan untuk diperjualbelikan, meski Partai Demokrat bukan partai yang kaya raya dari segi materi."
"Tapi tidak tergiur dengan uang Anda berapa pun besarnya.," tukasnya.
Tiga Jenderal yang Gagal Rebut Demokrat
Mantan Staf KSP Bambang Beathor Suryadi memberikan pandangannya terkait isu kudeta di Partai Demokrat.
Seperti yang diketahui, nama Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko disebut-sebut terlibat dalam gerakan kudeta itu.
Dilansir TribunWow.com dalam acara Sapa Indonesia Malam, Minggu (7/2/2021), Bambang mengatakan tidak bisa menyalahkan maupun membenarkan keduanya.
Baca juga: Survei Elektabilitas Partai Politik: Demokrat Melesat, PDIP Anjlok, Pengaruh Isu Kudeta?
Baca juga: Herzaky Mahendra ke Mantan Staf KSP: Jangan Halu Bilang Pak SBY Dekat dengan Pak Moeldoko
Karena menurutnya, isu yang berkembang tersebut menjadi bagian dalam dinamika di dunia politik.