Isu Kudeta Partai Demokrat

SBY Singgung Isu Kudeta dalam Partai, Tegaskan Demokrat Tak Diperjualbelikan dan Tak Tergiur Uang

Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam unggahan di Instagram - ILUSTRASI, Soal Isu Kudeta, SBY Tegaskan Demokrat Tak Diperjualbelikan: Tidak Tergiur dengan Uang Anda 

TRIBUNWOW.COM - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyinggung pihak yang ingin mengudeta kepemimpinan partai tersebut.

Dilansir TribunWow.com, SBY menegaskan pihaknya tak tergiur dengan uang yang bakal diberi pembeli Partai Demokrat.

Seperti yang diungkapkannya dalam video unggahan Instagram @pdemokrat, Rabu (24/2/2021).

SBY menyebut awal 2021 sebagai tahun yang berat bagi Partai Demokrat.

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam konferensi pers, Senin (1/2/2021). (YouTube Kompastv)

Baca juga: SBY Sebut Partai Demokrat Tak Bisa Imbangi Koalisi Jokowi, Singgung Beratnya Perjuangan Kader

Baca juga: Soal Isu Kudeta Partai Demokrat, SBY Minta Usir Kader yang Partisipasi: Katanya Ada yang sebagai EO

Pasalnya, mencuat adanya pihak yang ingin mengambialih kepemimpinan partai tersebut.

"Awal 2021 ini, tepat partai kita berusia 20 tahun, kita kembali menghadapi ujian dan cobaan," ujar SBY.

"Ketika kita berjuang setengah sekuat tenaga untuk masa depan partai yang cerah, perjuangan yang damai, konstitusional dan tidak berniat jahat."

"Dan ketika di bawah kepemimpinan AHY, dukungan rakyat pada Partai Demokrat terus meningkat."

"Bagai halilintar di siang bolong, ada kegiatan dan permufakatan jahat untuk merusak Partai Demokrat," sambungnya.

SBY mengatakan, pihak tersebut bersekongkol ingin merebut Partai Demokrat.

Baca juga: Peringatkan Orang yang Ingin Ambil Alih Demokrat, SBY: Partai Kami Bukan untuk Diperjualbelikan

Baca juga: Pendiri PD Beberkan Alasan Demokrat Tak Lagi Berjaya di Pemilu, Ungkit Kiprah SBY dan Kegagalan AHY

Menurutnya, kelompok itu melibatkan orang luar, kader, serta mantan kader Partai Demokrat.

"Saya yakin saudara semua sudah mendengarnya, ada gerakan pengambilalihan Partai Demokrat," jelas SBY.

"Selanjutnya kami sebut GPKPD yang ingin mengambilalih kepemimpinan partai yang sah."

"Gerakan ini hakikatnya ingin mendongkel kepemimpinan partai yang sah."

"Kemudian menggantinya dengan orang luar yang bukan kader demokrat dan bersekongkol dengan segelintir kader dan mantan kader yang bermasalah," lanjutnya.

Lebih lanjut, SBY mengatakan gerakan tersebut bisa saja mengambilalih Partai Demokrat jika tak ditangani secara baik.

SBY pun menyebut gerakan itu hendak membeli Partai Demokrat dengan sejumlah uang.

"Kalau gerakan itu berhasil karena ingin membeli partai kita," terang SBY.

"Dan ada fasilitatornya, partai kita bisa mengalami kegelapan."

"Pada kesempatan ini, bagi orang luar yang punya ambisi untuk merebut dan membeli Partai Demokrat."

Karena itu, ia menegaskan Partai Demokrat tak diperjualbelikan.

Bahkan, ia menyebut tak tergiur dengan uang yang ditawarkan.

"Saya katakan dengan tegas dan jelas, Partai Demokrat not for sale."

"Partai kami bukan untuk diperjualbelikan, meski Partai Demokrat bukan partai yang kaya raya dari segi materi."

"Tapi tidak tergiur dengan uang Anda berapa pun besarnya.," tukasnya.

Tiga Jenderal yang Gagal Rebut Demokrat

Mantan Staf KSP Bambang Beathor Suryadi memberikan pandangannya terkait isu kudeta di Partai Demokrat.

Seperti yang diketahui, nama Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko disebut-sebut terlibat dalam gerakan kudeta itu.

Dilansir TribunWow.com dalam acara Sapa Indonesia Malam, Minggu (7/2/2021), Bambang mengatakan tidak bisa menyalahkan maupun membenarkan keduanya.

Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko memberikan keterangan pers di kawasan Menteng, Jakarta, Rabu (3/2/2021). Keterangan pers tersebut untuk menanggapi pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono terkait tudingan kudeta AHY dari kepemimpinan Ketum Demokrat demi kepentingan Pilpres 2024. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

Baca juga: Survei Elektabilitas Partai Politik: Demokrat Melesat, PDIP Anjlok, Pengaruh Isu Kudeta?

Baca juga: Herzaky Mahendra ke Mantan Staf KSP: Jangan Halu Bilang Pak SBY Dekat dengan Pak Moeldoko

Karena menurutnya, isu yang berkembang tersebut menjadi bagian dalam dinamika di dunia politik.

"Kalau benar Moeldoko terlibat (kudeta), apa yang dilawan oleh kawan-kawan militan di Partai Demokrat benar juga," ujar Bambang.

"Jadi mereka menentang sebagai kader militan adanya campur tangan dari pihak luar," imbuhnya.

Bambang lantas mengungkapkan pengalaman-pengalaman pihak-pihak yang juga ingin mengambil alih pimpinan partai.

Seperti Edi Sudrajat, Wiranto dan Prabowo Subianto.

Ketiganya disebut ingin mengambil alih kepemimpinan di Partai Golkar, meski melalui cara yang legal.

Meski begitu, niatannya tersebut gagal dan sehingga membentuk partai baru.

"Selama kita reformasi ini kan kita sudah belajar dari tiga jenderal," kata Bambang.

"Dulu ada Edi (Sudrajat) yang merebut Golkar tapi kalah, yang sekarang dipegang Pak Hendropriyono (Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia atau PKPI) yang sekarang dipegang lagi sama anaknya Diaz Hendropriyono," ungkapnya.

"Kita belajar juga politik dari Wiranto, dia juga ingin merebut Golkar dan dia gagal, terus dia bikin Hanura. Terus Prabowo Subianto ingin merebut Golkar gagal, terus dia bikin Gerindra," lanjutnya.

Baca juga: Tak Cuma AHY, Pengamat Sebut Moeldoko pun Diuntungkan dalam Isu Kudeta Demokrat: Presiden Kena Getah

Maka dari itu, Bambang menyebut hal yang biasa adanya isu mengambil alih sebuah partai.

Hanya saja menurutnya untuk tudingan ke Moeldoko yang disebut ingin mengambil alih kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Demokrat harus dibuktikan.

"Artinya untuk jenderal di era yang sudah reformasi ini masuk ke partai, menjadi kader, bertarung di dalam Munas, dalam kongres atau apa," kata Bambang.

"Kalau konteksnya Moeldoko kalau dia benar melakukan kudeta, ya kelihatannya ada sedikit yang terganggu."

"Apa benar Moeldoko, kalau lihat pernyataannya dia menolak bahwa tidak sejauh itu," pungkasnya. (TribunWow.com)