"Permohonan saya mengimbau saja diserang," curhat Susi.
"Iya buzzer pemerintah," sambungnya.
Sementara itu, Mahfud sendiri tidak setuju ada istilah buzzer pemerintah.
"Saya tidak tahu apakah buzzer itu ada zaman sekarang, mungkin dulu zaman kampanye ada yang mengkoordinir," kata Mahfud.
"Tetapi saya tahu di masyarakat ada nama-nama tertentu siapa bosnya ini buzzer," lanjutnya.
Asal Usul Buzzer Pro Jokowi
Sebelumnya diberitakan, Dewan Pers Arif Zulkifli menduga bahwa buzzer tidak dikendalikan oleh pemerintah melainkan aktor-aktor tertentu.
Hal itu diungkapkan oleh Arif dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne, Kamis (11/2/2021).
Arif memaparkan, ada dua masalah terkait buzzer, pertama adalah identitas para buzzer.
"Umumnya buzzer adalah anonim, jadi kita tidak pernah tahu siapa," ungkapnya.
Masalah kedua, para buzzer kerap menyerang hal-hal personal atau pribadi pihak yang mengkritisi pemerintah.
"Mereka tidak pernah mau, bersedia atau punya kapasitas untuk mempersoalkan materi kritiknya," kata Arif.
Baca juga: Mengaku Dekat, Rocky Gerung Sebut Ngaco Tudingan Radikal ke Din Syamsuddin: Buzzer Kehabisan Istilah
Arif mengatakan, keberadaan buzzer ini dapat membuat para wartawan enggan melaksanakan tugas-tugas jurnalistik, termasuk mengawasi berjalannya pemerintahan.
Meskipun buzzer selalu dikaitkan dengan pemerintah, Arif mengakui sampai saat ini belum ada bukti bahwa pemerintah betul-betul menggerakkan buzzer secara terstruktur.
"Kita tidak pernah punya bukti yang keras dan tegas bahwa para buzzer diorkestrasi secara formal oleh pemerintah," papar Arif.