Kabar Ibu Kota

Soal Banjir DKI Jakarta, Gembong Sebut Pemprov Tak Mau Kolaborasi dengan Pusat: Persoalannya di Situ

Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Claudia Noventa
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Banjir menggenangi Tol JORR ruas Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Sabtu (20/2/2021).

"Sehingga sekali dayung dua pekerjaan selesai, satu pengetasan banjir, kedua soal penataan pemukiman di daerah aliran sungai," pungkasnya.

Simak videonya mulai menit ke-10.22:

Pertanyakan Janji Gubernur DKI soal Banjir

Dalam kesempatan sama, Gembong menyalahkan serta mempertanyakan janji dari Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, khususnya dalam penanganan banjir.

Ia mengatakan bahwa Anies pada masa kampanyenya sempat menjanjikan akan membuat suatu program sehingga banjir di Jakarta tidak akan menggenang lama.

Namun menurutnya, hal itu tidak terbukti pada kasus banjir kali ini yang terjadi sejak Jumat (19/2/2021) hingga Sabtu (20/2/2021).

"Kita kaitkan dengan janji Pak Gubernur, sebetulnya beliau menjanjikan kepada warga Jakarta bahwa genangan selambat-lambatnya enam jam harus sudah surut," kata Gembong, dikutip dalam acara Kompas Petang, Jumat (19/2/2021).

Baca juga: Khusus di Jakarta, Vaksinasi Covid-19 ke Lansia akan Dilakukan di Seluruh Kota, Ini Alasan Kemenkes

Mengaku mewakili rakyat DKI Jakarta, Gembong mempertanyakan janji-janji dari Anies tersebut untuk bisa mengentaskan banjir.

Bahkan dirinya menyebut Anies tidak memiliki kontribusi dalam penanganan banjir di Jakarta selama memimpin tiga tahun.

"Tapi rakyat Jakarta mempertanyakan itu, kenapa? Karena memang tiga tahun Pak Anies memimpin Jakarta, mengelola pemerintahan DKI Jakarta, dalam konteks penanganan banjir memang mohon maaf, Pak Anies tidak melakukan apa-apa, ini menjadi persoalan," kata Gembong.

Lebih lanjut, Gembong juga masih meragukan dengan janji yang ditawarkan Anies untuk mengatasi banjir di Jakarta.

"Dan yang menjadi andalan Pak Anies untuk pengentasan banjir ini kan selalu Beliau katakan untuk membangun sumur-sumur resapan, drainase vertikal, karena sunnatullah-nya air dari atas dimasukkan ke dalam perut bumi," kata Gembong.

"Cuman pertanyaannya adalah, piye (bagaimana) caranya memasukkan ke dalam perut bumi itu," tanyanya.

(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)