Kapten Nur Cahyo menjelaskan, autothrottle bagian kiri mundur jauh ke belakang, sedangkan bagian kanan tidak bergerak seperti macet.
"Kita tidak tahu sebenarnya yang rusak yang kiri atau yang kanan," ujarnya.
Ia menyampaikan, total ada 13 komponen yang memengaruhi gerak dari autothrottle pesawat.
"Penyebabnya komponen yang mana, kami belum bisa menentukan karena ada 13 komponen yang terkait terhadap gerakan dari autothrottle," ujar Kapten Nur Cahyo.
"Kami belum bisa menjawab masalahnya apa," pungkasnya.
Baca juga: KNKT Sebut Ada 4 PR Investigasi Jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ 182, Termasuk Faktor Manusia
Mesin Bagian Kiri Melemah 3 Kali
Pada segmen sebelumnya, Kapten Nur Cahyo menjelaskan terkait kronologis penerbangan Sriwijaya Air SJ 182.
"Pesawat Jenis Boeing 737-500 berangkat dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta, pada pukul 14.36 WIB dengan nomor penerbangan SJY 182," ujarnya.
Diketahui isi pesawat adalah 2 pilot, 4 awak kabin, dan 56 penumpang.
"Setelah lepas landas, pesawat ini mengikuti jalur keberangkatan yang sudah ditentukan, yaitu diberi nama ABASA 2 Delta (ABASA 2D)," jelas Kapten Nur Cahyo.
Flight Data Recorder (FDR) mencatat, sistem autopilot pesawat Sriwijaya Air SJY 182 mulai aktif di ketinggian 1.980 kaki.
Lalu menginjak ketinggian 8.150 kaki, diketahui throttle atau tuas pengatur tenaga mesin di bagian kiri bergerak mundur (tenaga kurang).
Kondisi itu hanya dialami oleh mesin bagian kiri.
Selanjutnya, pada pukul 14.38 WIB, pilot Sriwijaya Air SJY 182 meminta izin kepada ATC untuk berbelok ke arah 75 derajat dan mendapat izin.
Namun karena diperkirakan akan berpapasan dengan pesawat lainnya, ATC memberikan sebuah instruksi kepada pilot pesawat Sriwijaya Air SJY 182.