Mereka diduga telah memalsukan 3.000 dosis vaksin Covid-19, seperti yang dikabarkan agen berita lokal Xinhua.
Baca juga: Jubir Kemenkes Sebut Belum Ada Reaksi Serius dari Vaksin Covid-19 Sinovac: Semua Bersifat Ringan
Para terduga pelaku disinyalir sudah memproduksi vaksin palsu sejak September 2020.
Vaksin palsu tersebut bahkan sudah diedarkan, sehingga pemerintah China harus menelusuri penjualan vaksin yang telanjur dilakukan.
Pemalsuan dilakukan dengan cara menyuntikkan air garam (saline) ke spet suntik yang akan digunakan sebagai vaksin.
Para pelaku diduga hendak mengekspor vaksin palsu tersebut ke luar negeri.
Jaringan pemalsu vaksin itu terbongkar ada di beberapa tempat.
Termasuk di antaranya Beijing, Shanghai, dan Provinsi Shandong Timur.
Sejauh ini belum dipastikan berapa banyak vaksin palsu yang sudah terjual.
Diketahui salah satu produsen vaksin terbesar berada di China, yakni Sinovac yang juga mengirimkan vaksinnya ke Indonesia.
Banyak negara tengah mempercepat vaksinasi agar pandemi Covid-19 dapat tertanggulangi, termasuk dengan cara mengimpor vaksin dari negara-negara yang memproduksinya.
Baca juga: Indonesia akan Terima Vaksin Covid-19 AstraZeneca Gratis, Kemenkes: Keberhasilan Diplomasi Kita
Juru Bicara Menteri Luar Negeri China, Wang Wenbin, menyebutkan negaranya berkomitmen menyediakan vaksin untuk berbagai negara, terutama negara berkembang.
Hal ini dilakukan mengingat kemampuan China dan kontribusinya dalam kesehatan dunia.
Wang Wenbin juga menegaskan komitmen China agar vaksin Covid-19 buatannya dapat dipakai secara global.
Wang menyebut China akan berupaya agar vaksin dapat diakses negara-negara berkembang.
Sejauh ini China sudah menyediakan vaksin untuk 13 negara berkembang, termasuk Brunei, Nepal, Filipina, Myanmar, Kamboja, Laos, Sri Lanka, Mongolia, Palestina, Belarusia, Sierra Leone, Zimbabwe, dan Guinea Khatulistiwa.
Sementara itu ada 38 negara berkembang lainnya yang menjadi calon penerima vaksin dalam gelombang berikutnya. (TribunWow.com/Brigitta)