Vaksin Covid

Pfizer Perkirakan Dapat Untung Rp 210 T dari Jual Vaksin Covid-19, Target Produksi 200 Juta Dosis

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Tiffany Marantika Dewi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Vaksin Covid-19. Pembuat obat Pfizer mengumumkan bahwa vaksin yang diproduksinya besama produsen obat BioNTech sangat efektif menangkal Covid-19 pada Senin (9/11/2020).

TRIBUNWOW.COM - Perusahaan farmasi asal Amerika Serikat (AS) Pfizer Inc memperkirakan akan memperoleh pendapatan 15 milyar dollar AS atau setara Rp210 triliun, Selasa (2/2/2021).

Dilansir TribunWow.com dari Business Today, jumlah tersebut melonjak seperempat dari total pendapatan tahun sebelumnya.

Perolehan itu didapat dari penjualan vaksin Covid-19 yang turut dikembangkan bersama perusahaan partner BioNTech.

ILUSTRASI - Tenaga kesehatan menjalani vaksinasi Covid-19 di Rumah Sakit Umum (RSU) Bungsu, Jalan Veteran, Kota Bandung, Senin (18/1/2021). (TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN)

Baca juga: Pemalsu Vaksin Covid-19 di China Ditangkap, Ribuan Dosis Palsu Nyaris Diekspor ke Luar Negeri

Pada kuartal keempat, Pfizer memperkirakan penjualan pada 2021 akan meningkat antara 59,4 milyar dollar AS hingga 61,4 milyar.

Selain itu, saham Pfizer diprediksi akan naik dari 3,10 dollar AS menjadi 3,20 dollar AS per lembar.

Jumlah ini naik dari prediksi sebelumnya yang menyebut kenaikan dari 3 dollar AS menjadi 3,10 dollar AS per saham.

Pada kuartal keempat, keuntungan Pfizer melonjak dari 10,44 milyar dollar AS hingga 11,68 dollar AS, sama seperti tahun sebelumnya.

Baca juga: 10 Juta Dosis Bahan Baku Vaksin Covid-19 Sinovac Tiba, Bio Farma: Akan Diolah Sesuai Standar WHO

Kini vaksin Pfizer menargetkan akan memproduksi 2 milyar dosis vaksin Covid-19 pada 2021, meskipun belum dipastikan seluruh dosis tersebut akan terjual.

Menurut CEO Pfizer Albert Bourla, perusahaan ini bersikap konservatif terhadap targetnya dan sedang meraih hasil pendapatan yang lebih besar lagi.

Sejauh ini Pfizer telah mengirimkan 67 juta dosis, termasuk 29 juta untuk AS.

Pfizer diharapkan dapat mengirimkan 200 juta dosis ke AS pada akhir Mei 2021.

Diketahui Pfizer sempat kesulitan memenuhi permintaan mendesak dari berbagai negara untuk segera memproduksi vaksin.

Pemalsu Vaksin Covid-19 di China Ditangkap

Kepolisian China berhasil membongkar jaringan pemalsuan vaksin Covid-19 di negaranya.

Dilansir TribunWow.com, sebanyak 80 orang ditangkap pada Senin (1/2/2021) waktu setempat.

Mereka diduga telah memalsukan 3.000 dosis vaksin Covid-19, seperti yang dikabarkan agen berita lokal Xinhua.

Baca juga: Jubir Kemenkes Sebut Belum Ada Reaksi Serius dari Vaksin Covid-19 Sinovac: Semua Bersifat Ringan

Para terduga pelaku disinyalir sudah memproduksi vaksin palsu sejak September 2020.

Vaksin palsu tersebut bahkan sudah diedarkan, sehingga pemerintah China harus menelusuri penjualan vaksin yang telanjur dilakukan.

Pemalsuan dilakukan dengan cara menyuntikkan air garam (saline) ke spet suntik yang akan digunakan sebagai vaksin.

Para pelaku diduga hendak mengekspor vaksin palsu tersebut ke luar negeri.

Kedatangan Vaksin Tahap Keempat di Indonesia, Bandara Internasional Soekarno Hatta, 2 Februari 2021. (YouTube Sekretariat Presiden)

Jaringan pemalsu vaksin itu terbongkar ada di beberapa tempat.

Termasuk di antaranya Beijing, Shanghai, dan Provinsi Shandong Timur.

Sejauh ini belum dipastikan berapa banyak vaksin palsu yang sudah terjual.

Diketahui salah satu produsen vaksin terbesar berada di China, yakni Sinovac yang juga mengirimkan vaksinnya ke Indonesia.

Banyak negara tengah mempercepat vaksinasi agar pandemi Covid-19 dapat tertanggulangi, termasuk dengan cara mengimpor vaksin dari negara-negara yang memproduksinya.

Baca juga: Indonesia akan Terima Vaksin Covid-19 AstraZeneca Gratis, Kemenkes: Keberhasilan Diplomasi Kita

Juru Bicara Menteri Luar Negeri China, Wang Wenbin, menyebutkan negaranya berkomitmen menyediakan vaksin untuk berbagai negara, terutama negara berkembang.

Hal ini dilakukan mengingat kemampuan China dan kontribusinya dalam kesehatan dunia.

Wang Wenbin juga menegaskan komitmen China agar vaksin Covid-19 buatannya dapat dipakai secara global.

Wang menyebut China akan berupaya agar vaksin dapat diakses negara-negara berkembang.

Sejauh ini China sudah menyediakan vaksin untuk 13 negara berkembang, termasuk Brunei, Nepal, Filipina, Myanmar, Kamboja, Laos, Sri Lanka, Mongolia, Palestina, Belarusia, Sierra Leone, Zimbabwe, dan Guinea Khatulistiwa.

Sementara itu ada 38 negara berkembang lainnya yang menjadi calon penerima vaksin dalam gelombang berikutnya. (TribunWow.com/Brigitta)