Terkini Daerah

Keliling Rekrut Anggota, Buron Penting Teroris Zulkarnaen Ungkap Pembagian Tugas: Mencari Jihad

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Rekarinta Vintoko
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengakuan tersangka teroris Zulkarnaen alias Arif Sunarso mengungkapkan pembagian tugas dalam kelompok Jamaah Islamiyah (JI), Minggu (20/12/2020).

TRIBUNWOW.COM - Tersangka teroris Zulkarnaen alias Arif Sunarso mengungkap cara kelompok Jamaah Islamiyah (JI) melakukan pembagian tugas.

Dilansir TribunWow.com, hal itu terungkap dalam tayangan Kompas TV, Minggu (20/12/2020).

Diketahui Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menangkap Zulkarnaen pada pada Sabtu (19/12/2020) lalu.

Pengakuan tersangka teroris Zulkarnaen alias Arif Sunarso tentang cara perekrutan kelompok Jamaah Islamiyah (JI), Minggu (20/12/2020). (Capture YouTube Kompas TV)

Baca juga: Pengakuan Teroris Upik Lawanga, Disuruh Sosok Ini untuk Asah Ilmu Buat Bom: Nanti Disuplai Alat

Zulkarnaen merupakah tokoh penting dalam kelompok JI yang menyusun strategi teror sejumlah aksi.

Ia mengaku berkeliling ke sejumlah kota untuk mencari anggota tim khusus yang disebut Qosh.

Termasuk di antaranya pelaku Bom Bali Ali Imron dan Amrozi.

"Kami mulai berjalan dari Solo, kami ambil Syawad, Sahjio, Umar, kemudian dari Kudus Ilyas, dari Pemalang Abdul Mati, dari Jakarta Nuaim, Banjarkasi Usman, kemudian dari Jawa Timur Ali Imron, Mubarok, Amrozi, terus Usman," kata Zulkarnaen.

"Itu ya, pertama kali kami kumpulkan untuk anggota tim Qosh itu," ungkapnya.

Zulkarnaen mengaku tim ini memiliki perannya masing-masing.

Setelah dikumpulkan, mereka diberi arahan sesuai tugasnya.

"Setelah tim Qosh ini dibentuk, saya kumpulkan di satu tempat, kami briefing, kemudian kami tugaskan tugas masing-masing," terang Zulkarnaen.

Ia memberi contoh pembagian tugas itu sesuai provinsi tempat mereka berlatih.

"Yang bagian Jawa Timur itu adalah mencari jihandak dan menyimpannya," kata Zulkarnaen.

"Yang Jawa Tengah nanti melatihnya," lanjutnya.

Baca juga: Soal Tudingan 37 Oknum FPI Terlibat Terorisme, Kuasa Hukum: Kalaupun Benar, Tidak Bisa Disangkutkan

"Di Jakarta ini belajar intelijen, seperti itu," tambah dia.

Halaman
123