"Tentu vaksin mandiri atau berbayar ini kita mendorongnya ke perusahaan-perusahaan."
"Tujuannya agar perusahaan bisa memvaksinasi karyawannya, sehingga perusahaan itu dapat kembali jalan, dan roda ekonomi berputar lagi," jelasnya.
Nadia menilai, jika semua vaksin digratiskan maka bisa menimbulkan masalah baru dengan terbatasnya jumlah vaksin.
Pasalnya, orang yang mampu justru malah mendapatkan vaksin gratis.
"Jadi ini alasannya mengapa kita mendorong dengan semangat gotong royong ini semua pihak berperan serta dalam upaya keluar dari pandemi Covid-19."
"Kurang pas rasanya jika si mampu ini mendapatkan subsidi. Padahal, seharusnya subsidi itu digunakan untuk masyarakat yang kurang mampu. Akhirnya nanti malah vaksinnya jadi terbatas," teranya.
Baca juga: Nakes di Indonesia Khawatir Jadi yang Pertama Dapat Vaksin Covid-19: Kalo Jadi Percobaan Ya Takut
Meski demikian, pemerintah tetap melakukan regulasi harga vaksin agar tidak terlalu mahal.
"Banyak hal yang kita pertimbangkan. Bukan hanya karena ini pandemi maka semua harus digratiskan," ucapnya.
Lebih lanjut, Nadia mengatakan bahwa pemerintah tetap menerima dan mendengar usulan-usulan dari sejumlah pakar terkait vaksin gratis.
"Tidak apa menyuarakan, tapi tetap ada baiknya kita memahami kenapa sih ada vaksin mandiri dan vaksin subsidi. Tapi kita akan kaji terus berbagai pertimbangan itu," kata Nadia. (TribunWow.com/Mariah Gipty)
Sebagian artikel ini diolah dari Kompas.com dengan judul Soal Vaksin Covid-19 Berbayar, KSP: Demi Keadilan dan Pemerintah Didesak Gratiskan Vaksin Covid-19, Ini Kata Jubir Vaksinasi