Habib Rizieq Shihab

Pertanyakan Sikap Jokowi soal Tewasnya 6 Laskar FPI, Refly Harun: Jangankan Bentuk Tim Independen

Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase foto pakar hukum tata negara Refly Harun (kiri) dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi (kanan). Terbaru, Refly Harun mempertanyakan sikap dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait peristiwa bentrok laskar FPI dan polisi.

TRIBUNWOW.COM - Peristiwa di Jalan Tol Jakarta-Cikampek KM 50, Senin (7/12/2020) yang menewaskan enam laskar Front Pembela Islam (FPI) masih menjadi misteri.

Pasalnya kedua belah pihak mempunyai narasi yang berbeda dan berkebalikan soal kejadian tersebut.

Menanggapi hal itu, Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun mempertanyakan sikap dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca juga: Soal Pemeriksaan Habib Rizieq Shihab, Refly Harun: Seolah-olah Ini Menang-menangan dan Kalah-kalahan

Baca juga: Kuasa Hukum Pertanyakan Pasal yang Disangkakan ke Rizieq Shihab: Sangkaannya Apa?

Enam Anggota FPI yang tewas ditembak mati Polisi. Keluarga Laskar FPI yang meninggal setelah kasus penembakan di Jalan Tol Jakarta Cikampek pada Senin (7/12/2020) dini hari mengungkapkan kesaksiannya. (Warta Kota /Istimewa)

Melalui kanal YouTube pribadinya, Refly Harun, Minggu (13/12/2020), dirinya menyebut Jokowi yang notabene sebagai kepala negara tidak menyampaikan sepatah kata pun atas peristiwa kemanusiaan yang menewaskan enam korban.

Bahkan ia menyinggung Jokowi yang tidak mempunyai simpati dan empati lantaran tidak mengucapkan rasa duka cita dan memberikan bela sungkawannya.

Selain itu, Refly Harun kembali mendesak kepada Jokowi supaya ikut turun tangan dalam mengungkapkan kasus tersebut.

Ia meminta Jokowi bisa membentuk tim independen di luar polisi maupun pihak FPI.

Tim independen itulah yang diyakini bisa mengungkakan fakta-fakta yang sebenarnya secara netral dan objektif.

"Kenapa bukan oleh polisi? Karena polisi berkepentingan terhadap kasus ini," ujar Refly Harun.

"Karena itu harus oleh tim independen, sayangnya memang Presiden Jokowi hingga saat ini jangankan membentuk tim independen, mengucapkan bela sungkawa saja sebagai seorang presiden dan kepala negara melihat rakyatnya tewas oleh aparat tidak mengucapkan sepatah kata pun," pungkasnya.

Baca juga: Rizieq Shihab Ditahan setelah Jalani Pemeriksaan, Ini yang Jadi Alasan Polisi

Baca juga: Diperiksa 10 Jam Lebih sebelum Ditahan, Rizieq Shihab Dicecar 84 Pertanyaan

Simak videonya:

Sebelumnya desakan kepada Jokowi untuk membentuk tim independen juga sudah disampaikan oleh beberapa pihak terkait, termasuk organisasi Islam Muhammadiyah.

Diberitakan TribunWow.com, Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM, Busyro Muqoddas mengaku menyesalkan dan mengutuk atas peristiwa tewasnya enam pengikut Habib Rizieq Shihab.

Enam pengikut Habib Rizieq yang tergabung dalam Front Pembela Islam (FPI) itu tewas tertembak setelah diduga menyerang anggota kepolisian di Jalan Tol Jakarta-Cikampek Kilometer 50, Senin (7/12/2020).

Selain menyesalkan, Busyro mengaku memberikan tuntutan kepada aparat kepolisian dan juga kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum dan HAM, Busyro Muqqodas buka suara terkait peristiwa tewasnya enam simpatisan Front Pembela Islam (FPI). (Youtube/Muhammadiyah Chanel)

Baca juga: Sempat Disebut Rusak, Polisi Janji akan Tunjukkan Rekaman CCTV Penyerangan Pengikut Habib Rizieq

Baca juga: Munarman Akui Rekaman Suara Simpatisan Habib Rizieq, Sebut Pihaknya yang Justru Diserang

Dilansir TribunWow.com dalam kanal YouTube Muhammadiyah Channel, Selasa (8/12/2020), Busyro menuntut kepada pihak kepolisian supaya bertindak secara jujur dan profesional.

Hal itu menyusul terdapat dua keterangan berbeda terkait kejadian tersebut yang membuat belum adanya kepastian yang jelas.

"Tentu kepada aparat kepolisian kita meminta dan kita tuntut untuk menonjolkan kejujuran profesionalitasnya," ujar Busyro.

"Dan kepada Presiden selaku panglima tertinggi TNI dan Polri, juga kami mendesak terhadap peristiwa ini bukan saja diambil sikap yang minimalis atau formalistik," harapnya.

Selain itu, dirinya mendesak supaya dibentuk tim independen dengan tujuan untuk mengusut kejadian yang melibatkan aparat kepolisian dengan FPI tersebut

Ia menyebut tim independen itu bisa melibatkan lembaga-lembaga negara yang kompeten dalam persoalan itu, khususnya Komnas HAM.

"Tetapi dibentuk satu tim yaitu tim independen yang terdiri dari sejumlah pihak," kata Busyro.

"Ada lembaga negara misalnya Komnas HAM, ada lembaga negara lain yang terkait dengan persoalan yang sudah terjadi ini dan unsur-unsur masyarakat," pungkasnya.

Sebut Aparat Kepolisian Lebih Banyak Lakukan Kekerasan

Menurut Musyro, tidak seharusnya tindakan yang diambil dari aparat kepolisian sampai memakan korban jiwa.

Ia menegaskan bahwa rasa sesalnya itu bukan hanya kepada aparat kepolisian, namun kepada pihak-pihak manapun dan siapapun yang melakukan tindakan kekerasan.

"Pimpinan pusat Muhammadiyah bukan saja menyesalkan, mengutuk terjadinya kekerasan tersebut," ujar Busyro dalam kanal YouTube Muhammadiyahh Channel, Selasa (8/12/2020).

"Apalagi jika itu dilakukan oleh aparat yang punya kuasa, demikian pun juga apabila itu dilakukan oleh pihak-pihak lain," jelasnya.

Baca juga: Soal Simpatisan Habib Rizieq yang Diduga Serang Polisi, BIN: Lebih daripada Sekadar Kriminal

Baca juga: Percaya Pengikut Habib Rizieq Shihab Cinta Damai, Fadli Zon: Saya Yakin Tidak Dibekali Senjata

Ia berharap kejadian itu bisa menjadi pelajaran dan bahan koreksi supaya sebisa mungkin tidak terulang kembali ke depannya.

Busyro meminta kepada aparat dalam melaksanakan tugasnya untuk tetap mengedepankan dan melindungi hak asasi manusia (HAM) setiap warga negara.

"Negara yang fungsinya melindungi rakyat, apalah arti rakyat berdaulat jika keselamatan jiwanya, keamanannya tidak terjamin," ungkapnya.

"Sejumlah peristiwa yang kami advokasi atau kami amati selama ini menggambarkan negara masih hadir dalam segala bentuk kekerasan. Itu yang kami sayangkan," jelasnya.

"Oleh karena itu diminta dengan sangat peristiwa ini menjadi pelajaran untuk kesekian kalianya jangan sampai terulang lagi," pungkasnya.

Simak videonya mulai menit ke- 9.58

(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)