"Tapi sekali lagi saya katakan bahwa melepas Papua dari Indonesia itu tidak akan 'dibeli' oleh banyak negara," komentarnya.
Ia melanjutkan, proses kemerdekaan suatu negara itu tidak mudah.
Selain itu, proses pelepasan suatu wilayah menjadi negara yang berdaulat harus melalui pertimbangan PBB.
Menurut Tantowi, misi Vanuatu terhadap kemerdekaan Papua tidak akan mudah diraih.
"Proses untuk lepasnya satu negara dari suatu negara induk, katakanlah demikian, itu prosesnya lama dan panjang," ungkap mantan anggota DPR ini.
"Dan mekanisme satu-satunya itu hanya bisa dibangun melalui PBB, melalui voting dan lain sebagainya," lanjutnya.
Baca juga: Soroti Manuver Vanuatu soal Papua, Tantowi Yahya Duga Ada Agenda yang Tak Disebut: Mereka Khawatir
Tantowi menilai belum tentu negara-negara lain yang menjadi anggota PBB akan setuju dengan kemerdekaan bagian paling timur Indonesia tersebut.
Sebelumnya ia juga menyampaikan Vanuatu kerap menggoreng isu tertentu untuk menarik perhatian dunia ke Papua.
"Kita lihat sekarang dari 190-an anggota PBB itu, apakah mudah dikelabui oleh Vanuatu?" singgung Tantowi.
"Mereka melihat bahwa pendekatan melalui kemerdekaan Papua rasanya itu hal yang mustahil," komentarnya.
Tantowi juga berkomentar soal isu-isu yang dibawa Vanuatu agar menarik simpati dunia terhadap Papua.
Menurut dia, isu pelanggaran HAM dan perusakan lingkungan memang tengah panas menjadi pembicaraan di dunia internasional, sehingga akan mudah banyak negara bersimpati.
"Yang mereka jual sekarang ini adalah isu pelanggaran HAM, karena kedua isu ini yang sangat laku dalam rangka mencari simpati," tutur Tantowi.
"Pertama pelanggaran HAM, kedua perusakan lingkungan. Jadi kalau sudah ada isu pelanggaran HAM dan isu perusakan lingkungan di satu negara, simpati itu akan didapatkan," lanjutnya.
Tantowi menilai hal ini hanya merupakan manuver dari Vanuatu untuk memanfaatkan Papua.
"Jadi strategi ini yang mereka kembangkan ini. Tujuannya sama, memisahkan Papua dari Indonesia," tandasnya. (TribunWow.com/Brigitta)