Ia menilai ada pula agenda lain yang tidak secara terang-terangan dapat diungkap ke publik internasional.
"Tentu setiap manuver yang dilakukan satu negara dengan negara lain itu ada agenda."
"Agendanya itu ada yang begitu mudah kita baca, ada pula agenda yang kita perlu digest (cerna) betul motif dari negara ini melakukan manuver politik terhadap satu negara," papar Tantowi Yahya.
Baca juga: Sosok Silvany Austin Pasaribu, Diplomat Muda yang Jawab Tegas Vanuatu soal Papua di Sidang Umum PBB
Menurut Tantowi, agenda tersebut berkaitan dengan dampak perubahan iklim dunia.
"Vanuatu itu adalah satu dari negara-negara kepulauan yang ada di Samudera Pasifik selatan yang mempunyai banyak sekali tantangan. Tantangannya itu adalah soal perubahan iklim," jelas mantan anggota DPR RI ini.
Ia memaparkan kekhawatiran itu mulai muncul di negara-negara kawasan Pasifik, termasuk Vanuatu.
Perubahan iklim di dunia dikhawatirkan akan memicu kenaikan air laut.
Tantowi menjelaskan hal ini menjadi perhatian utama negara-negara di kawasan Pasifik.
Ia menerangkan agenda internal semacam ini dapat menjadi sebab sebuah negara mulai mengusik negara lain, meskipun alasannya tidak diungkapkan secara terang-terangan.
"Jadi ada suatu kekhawatiran negara Pasifik ini bahwa mereka akan tenggelam. Ketika tenggelam ini, pertanyaannya akan ke mana mereka itu?," ungkap Tantowi.
"Alasan-alasan seperti ini memang tidak lazim untuk dikemukakan secara gamblang di media," tambahnya. (TribunWow.com/Brigitta)