Menanggapi rencana itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria memastikan kawasan Monas hingga saat ini belum dibuka, sebab Ibu Kota masih menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi untuk mencegah Covid-19.
"Sampai hari ini belum diperkenankan dibuka, sampai hari ini, terkait PSBB," ucap Riza.
Baca juga: Habib Rizieq Shihab Didenda Rp 50 Juta seusai Acara Nikahan, Wagub DKI Riza Patria: Langsung Dibayar
Simak video selengkapnya mulai menit ke-20.00:
Aparat Ciut Nyalinya Melihat Massa
Pengamat kebijakan publik Trubus Rahadiansyah menanggapi kerumunan massa pada acara yang diselenggarakan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Muhammad Rizieq Shihab alias Habib Rizieq.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Sapa Indonesia Pagi di Kompas TV, Selasa (17/11/2020).
Diketahui sejak kepulangan Rizieq dari Arab Saudi, ulama tersebut disambut meriah oleh ribuan simpatisan FPI.
Baca juga: Pasca Nikahan Najwa Shihab Anak Habib Rizieq Shihab, Lurah Petamburan Reaktif Covid-19
Trubus kemudian menanggapi pelanggaran protokol kesehatan yang seharusnya diterapkan selama pandemi Covid-19 tersebut.
"Menurut saya ini memang ada kesan di publik itu ada pembiaran," komentar Trubus Rahardiansyah.
"Sehingga yang terjadi adalah masyarakat itu berkerumun," lanjutnya.
Ia mengakui Rizieq memang memiliki massa pendukung yang besar.
Hal itu dibuktikan dengan jumlah ribuan simpatisan FPI yang hadir untuk menyambut kepulangan Rizieq setelah tiga tahun berada di Arab Saudi.
"Kebetulan kegiatan itu (diselenggarakan) tokoh yang kharismatik, dalam hal ini Pak Habib Rizieq, punya massa yang besar," ungkit Trubus.
Meskipun begitu, ia menyayangkan sikap pemerintah dan aparat keamanan yang terkesan enggan menertibkan protokol kesehatan saat kegiatan berlangsung.
"Ini dilihat juga ketegasan dari pemerintah maupun aparat kelihatannya juga agak ciut nyalinya melihat begitu besar massa yang berkumpul di situ," papar pengamat dari Universitas Trisakti ini.
Baca juga: Banjir Kritikan soal Habib Rizieq Mantu, Anies Baswedan Ngaku Serius Hadapi Covid: Beda Perilakunya