"Ini memang kaitan dengan kehidupan perkotaan maupun pengaruh sosial media, merubah sedemikian karakter seseorang," jelasnya menutup.
Simak videonya mulai menit awal:
Polisi Sebut Pelaku Belajar Cara Mutilasi dari Internet
Tidak hanya sebatas membunuh, LAS dan DAF bahkan dengan tega memutilasi korban menjadi 11 bagian.
Namun, yang menjadi pertanyaan, keduanya berhasil melakukan aksinya dengan lancar dan terlihat cukup rapi dan bersih.
Mulai dari insiden pembunuhan, kemudian memutilasi hingga membawa jasad keluar apartemen yang kemudian dipindahkan ke lokasi lain.
Termasuk juga cara menghilangkan jejak-jejaknya.
Menurut Wakil Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya AKBP Jean Calvijn Simanjuntak, pelaku rupanya sebelumnya sudah sempat mempelajari cara-cara mutilasi melalui internet.
"Ternyata tersangka DAF sebelum melakukan mutilasi ini belajar otodidak," ujar Calvijn Simanjuntak seperti dikutip dari TribunJakarta.com.
"Dia melihat di medsos yang ada, bagaimana cara mutilasi," jelasnya.
• Ahli Psikologi Forensik Duga Mutilasi di Kalibata City Bukan Kejahatan Pertama Pelaku: Ada Kefasihan
• Rekam Jejak Gadis Pelaku Mutilasi di Kalibata: Pernah Ikuti Olimpiade Kimia hingga Lulusan UI
Calvijn Simanjuntak mengatakan bahwa berdasarkan rekontruksi, pelaku rupanya membutuhkan waktu hingga dua hari dalam memutilasi korban.
Alasannya lantaran kedua pelaku masih merasa bingung bagaimana cara membawa keluar korban dari apartemen.
Oleh karenanya, satu-satunya cara yang mungkin bisa dilakukan adalah dengan memotong-motong korban.
"Mulai dari tanggal 9, 10, dan 11 September korban, jenazah ini dibiarkan di kamar mandi yang ada di apartemen. Di tanggal 12 dan 13 September, dua hari di situlah pelaku melakukan mutilasi-mutilasi selama dua hari," terang Calvijn.
Dikatakannya bahwa hari pertama pelaku Fajri masih kesulitan dalam memutilasi korban lantaran hanya berbekal pisau dapur.