TRIBUNWOW.COM - Aksi pengeroyokan dan perusakan terjadi usai acara doa bersama jelang pernikahan atau midodareni di wilayah Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (8/8/2020) malam.
Penyerangan yang menyebabkan tiga orang terluka itu tengah diusut oleh kepolisian.
Sementara ini, lima orang pelaku sudah ditangkap.
• 4 Orang Jadi Tersangka, Kapolda Jateng Ungkap Peran Para Pelaku Penyerangan Acara Keluarga di Solo
Berikut fakta-faktanya:
1. Aksi dinilai mencoreng kebhinekaan
Kejadian bermula saat keluarga korban menggelar acara doa bersama pada Sabtu (8/8/2020) karena keesokan harinya anggota keluarga mereka akan menikah.
Tiba-tiba sekelompok orang datang dan ingin membubarkan kegiatan tersebut.
Setelah selesai acara doa bersama, peserta doa bersama dikeroyok karena dianggap menggelar kegiatan yang tidak sesuai dengan keyakinan massa.
"Mereka melakukan aksi itu karena menganggap ada kegiatan yang tidak sesuai dengan mereka," kata Kombes Andy Rifai yang saat itu masih menjabat Kapolresta Solo, Senin (10/8/2020).
"Dengan perbuatan mereka, sudah jelas mencoreng kebhinekaan di negara ini," katanya seperti dikutip TribunSolo.com, Senin (10/8/2020).
2. Dipukul bertubi-tubi
Massa saat itu bertahan di luar kediaman korban.
Para peserta doa bersama kemudian bersedia meninggalkan lokasi acara.
Namun secara tak terduga, massa nekat merangsek dan mengeroyok tiga orang korban dan merusak sejumlah mobil.
Tiga orang korban saat itu mengendarai sepeda motor, yakni Hussein Abdullah dan Habib Umar Assegaf yang memboncengkan anaknya.
• Ultimatum Kapolda Jateng pada Pelaku Penyerangan di Pasar Kliwon Solo: Kita Tak akan Berikan Ruang