"Karena itu pembantu," tambahnya.
Ia membenarkan presiden memiliki hak untuk mengkritik jajaran menterinya.
Erick Thohir menilai tidak sepantasnya menteri menjadi antikritik.
"Haknya Beliau me-review kita. Kalau kita enggak mau di-review Beliau, jangan jadi menteri, jangan jadi pembantu," papar Erick Thohir.
"Itu hak prerogatif presiden untuk melakukan itu," lanjutnya.
Erick juga menanggapi santai ketika wacana reshuffle diperbincangkan warganet.
Menurut dia, sudah hak warganet untuk menyampaikan pendapat di media sosial.
"Ketika ada netizen seperti itu, ini bagian dari demokrasi. Kita harus nikmati itu," komentarnya.
Meskipun begitu, ia tidak menampik pikirannya menjadi terbebani dengan isu reshuffle.
• Bantah Kabar Ahok Jadi Menteri BUMN Gantikan Erick Thohir, Arya Sinulingga: Semua Itu Masih Hoaks
"Walaupun enggak mungkin, kita ini juga manusia. Enggak kepikiran? Pastilah," ungkap Erick Thohir.
"Tapi itu saya rasa menjadi bahan instropeksi kita," kata mantan Presiden Inter Milan tersebut.
Setelah wacana tersebut dilontarkan, muncul tagar yang menjadi bahan perbincangan warganet, yakni #ErickOut dan #2024ErickRI1.
Tagar #ErickOut mendukung Erick Thohir keluar dari Kabinet Indonesia Maju, sedangkan tagar #2024ErickRI1 mendukung Erick Thohir maju dalam Pemilihan Presiden 2024.
Mendengar hal tersebut, Erick kembali menanggapi santai, bahkan menyebutnya sebagai hal yang lucu.
Ia menilai kedua tagar tersebut bertentangan.
"Ya 'kan lucu, ada yang out ada yang 2024," komentarnya.
Erick Thohir juga enggan berspekulasi siapa yang pertama kali mencetuskan kedua tagar tersebut.
"Jangan-jangan iramanya dari satu orang? Enggak tahu, saya enggak tahu," jawabnya sambil tertawa.
(TribunWow.com/Brigitta Winasis)