Terkini Nasional

Sebut Pos-pos Menteri yang Terancam Terkena Reshuffle Jokowi, M Qodari: Waspadalah, Waspadalah!

Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase foto Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari. Qodari memberikan pandangannya terkait kemungkinan menteri yang akan direshuffle atau dicopot oleh Jokowi.

"Saya akui yakin bahwa reshuffle ini akan terjadi, dan itu akan dipengaruhi oleh Covid," ungkapnya.

"Nah Covid itu urusan kesehatan, urusan bantuan sosial, urusan stimulus ekonomi," jelasnya.

"Jadi kalau ditanya menterinya apa, saya tidak tahu namanya, tidak bisa sebut orangnya. Tetapi pos-posnya terkait dengan kesehatan, bantuan sosial, stimulus ekonomi," terang Qodari.

"Waspadalah, waspadalah!," tutupnya.

Simak videonya dari menit ke- 7.12

Sebut Ada 2 Lembaga yang Disinggung Jokowi dan Tak Dimunculkan

Direktur Eksekutif Indo Barometer, Muhammad Qodari mengatakan ada dua lembaga yang disebut oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di dalam kemarahannya saat itu.

Namun menurut M Qodari, momen tersebut tidak ditampilkan dalam video yang diunggah oleh Youtube Sekretariat Presiden pada Minggu (28/6/2020) dan sedang menjadi perbincangan.

Dilansir TribunWow.com, M Qodari hanya memberikan klu bahwa dua lembaga tersebut adalah terdiri dari dua huruf dan tiga huruf.

Hal ini disampaikannya dalam acara Mata Najwa 'Trans7', Rabu (1/7/2020).

• Jokowi Ancam Reshuffle, M Qodari Sebut Peringatan untuk Parpol dan Singgung Menteri Titipan

M Qodari mulanya menyinggung soal kecilnya pengeluaran dari Kementerian Kesehatan, yakni hanya 1,53 persen dari total anggaran sebesar Rp 75 triliun.

Melihat kondisi tersebut, Qodari merasa curiga, apakah benar bahwa Kementerian Kesehatan tidak bekerja, atau memang karena negara tidak mempunyai uang sejumlah yang sudah dianggarkan tersebut.

"Bahkan saya katakan jangan-jangan ini Republik enggak punya duit," ujar M Qodari.

Menurutnya sangat tidak masuk akal jika Kementerian Kesehatan baru mengeluarkan 1,53 persen saja untuk penanganan Virus Corona.

Dikatakannya bahwa seharusnya anggaran dari Kementerian Kesehatan bisa cepat diedarkan.

Halaman
123