Ketika sampai di rumah ayah tirinya, kedua korban merengek ke pelaku minta dibelikan es krim.
Pelaku lalu menolak permintaan kedua anak tirinya dengan alasan tidak memiliki uang.
"Kedua korban meminta dibelikan es krim," jelas Kapolrestabes Medan Kombes Pol Riko Sunarko seusai melakukan prarekonstruksi di Jalan Brigjen Katamso Medan, Senin (22/6/2020).
Kedua korban kemudian merengek setelah permintaannya ditolak oleh pelaku.
Mereka mengatakan akan meminta ibu mereka untuk mencari ayah baru lantaran tidak diberikan es krim oleh pelaku.
"Pengakuan tersangka karena ditolak, kedua korban kemudian mengatakan 'bapak pelit’, dan akan mengadu ke ibunya untuk mencari bapak baru," ungkap Kombes Pol Riko.
Emosi pelaku pun meledak mendengar perkataan tersebut.
Rasa sakit hati pelaku kemudian mendorong pelaku untuk berbuat hal kriminal.
Ia lalu mengamuk dan membenturkan kepala kedua korbannya ke dinding dan lantai.
Setelah melakukan itu pelaku masih tidak puas, ia melanjutkan pelampiasan emosinya dengan menginjak tubuh kedua korbannya hingga akhirnya korban meninggal dunia.
Pelaku lalu membuang jasad kedua korban di 2 tempat terpisah.
Korban pertama ia sembunyikan di sebuah sudut bangunan yang masih berada di kawasan sekolah Global Prima.
Korban kedua ia sembunyikan di parit yang masih di kawasan yang sama.
• Kondisi Aulia Kesuma setelah Divonis Hukuman Mati, Kuasa Hukum: Depresi, Ada Keinginan Bunuh Diri
Buat Pengakuan Lewat Facebook
Aksi sadis pelaku mulai terendus ketika ibu korban menanyakan kepada pelaku tentang kabar kedua anaknya.
"Pada Sabtu (20/6/2020) ibu korban sempat menanyakan keberadaan kedua anaknya. Namun pelaku tidak menjawab, tapi raut wajah pelaku ketakutan," beber Riko.