"Petugas kami diminta untuk melepas hazmat atau pakaian yang kita pakai untuk menangani kasus Covid," ungkap dr Syaiful.
"Dipaksa, kalau tidak kendaraan akan dibakar dan mereka siap untuk dilukai. Jadi urusannya nyawa," lanjutnya.
• Marak Jenazah Covid-19 Diambil Paksa Keluarga, Imam Prasodjo Soroti Warga Tak Percaya Corona
Setelah itu warga juga melontarkan ancaman lainnya.
Syaiful menilai justru warga setempat yang enggan menerima pasien atau jenazah Covid-19.
Ia menyebutkan warga khawatir akan terjadi penularan Virus Corona di daerah tersebut.
"Yang kami lihat warga tidak mau daerah itu disebut punya pasien atau jenazah Covid. Jadi menganggap daerahnya masih hijau," kata Syaiful.
"Jangan sampai ada Covid masuk sini. 'Di sini itu tidak ada Covid', begitu bilangnya," lanjutnya.
Menurut Syaiful, pihak keluarga sendiri sudah mengizinkan protokol kesehatan dilakukan terhadap jenazah anggota keluarganya.
Kejadian pengadangan tersebut di luar dugaan petugas pemakaman dan keluarga.
"Sebenarnya kalau segi keluarga, keluarga itu tidak masalah. Dari rumah sakit keluarga sudah mendampingi, bahkan mengawal ambulans kami," jelas Syaiful.
"Tetapi tanpa sepengetahuan keluarga dan kita juga tidak siap waktu itu, tiba-tiba ada warga banyak di tengah jalan menyetop ambulans," tambah dia.
• Oknum Ambil Paksa Jenazah PDP Corona Bisa Terancam Hukuman Seumur Hidup: Membahayakan Orang Lain
Lihat videonya mulai menit 1:00
Keluarga di Manado Nekat Dobrak RS Ambil Paksa Jenazah
Keluarga pasien dalam pengawasan (PDP) Virus Corona (Covid-19) mengambil paksa jenazah pasien tersebut dari Rumah Sakit Pancaran Kasih Manado, Sulawesi Utara, Senin (1/6/2020).
Dilansir TribunWow.com, keluarga dan warga setempat mendobrak masuk ruang jenazah rumah sakit tersebut.