"Kecuali di Malang Raya sekarang ada UB dan Sutomo," sambungnya.
Mantan Menteri Sosial itu mengungkapkan untuk mengatasi kekurangan tersebut, Pemprov Jawa Timur mengembangkan Tes Cepat Molekuler (TCM).
Maka dari itu juga mengusahakan untuk mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat.
"Oleh karena itu yang di luar Surabaya yang tidak ada balai labnya lalu kita sapa dengan cara apa, ada TCM yang sekarang baru mulai diptimasi di lima eks karisidenan," ungkap Khofifah.
"TCM adalah Tes Cepat Molekuler," jelasnya.
"Tetapi pasti tingkat optimasinya tidak seperti dengan mesin PCR test yang ada di laboratorium yang sudah ada," imbuhnya.
• Pastikan New Normal Dipertimbangkan Matang, Ali Ngabalin: Presiden Itu Tak Mau Rakyatnya Kelaparan
Lebih lanjut, Khofifah mengatakan sebenarnya Surabaya tidak kekurangan dari segi laboratorium untuk pengetesan PCR.
Karena banyak lab-lab yang tersedia di Kota Pahlawan tersebut.
"Jadi pada dasarnya lab ini adanya di Surabaya,"
"Jadi saya sampaikan sinergi dan integrasi, kira-kira sederhana menurut saya," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke-3.58
Khofifah: Mudah-mudahan Miskomunikasi Saja
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meluruskan kisruh yang terjadi antara mobil Laboratorium PCR dengan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.
Dilansir TribunWow.com dalam tayangan Youtube Official iNews, Sabtu (30/5/2020), Khofifah menyebut bahwa kejadian tersebut hanya sebuah miskomunikasi.
"Mudah-mudahan miss informasi saja, karena saya rasa sangat banyak media yang sudah publish bahwa BNPB itu memberikan support untuk Jawa Timur," ujar Khofifah.