Menurut Pandu, pembatasan sosial berskala besar yang diterapkan sejauh ini di berbagai wilayah masih belum efektif.
Masih ada celah-celah bagi masyarkat untuk leluasa beraktivitas akibat tidak adanya monitoring dan evaluasi yang efektif pula.
"Belum efektif, karena masih banyak bocornya sana sini," ujar Pandu.
"Kenapa tidak efektif karena tidak dimonitoring, tidak dievaluasi.
"Jadi kalau ada kegiatan PSBB, mohon dimonitoring dan dievaluasi sehingga selalu ada perbaikan," imbuhnya.
• Aksi Pembobolan Rekening Meningkat di Tengah Wabah Corona, Jangan Berikan Kode Ini pada Siapapun
Menurutnya, masyarakat masih melihat data Covid-19 hanya sebatas statistik saja.
Hal itu tidak lain adalah karena penerapan PSBB sejauh ini masih bersifat top down.
Menurut Pandu, PSBB saat ini mestinya sudah tidak berbasis wilayah lagi.
Melahinkan lebih dispesifikan dal tiap-tiap komunitas masyarakat, bottom up.
Hal itu akan memupuk kesadaran masyarakat dari bawah langsung dan penerapan PSBB mungkin bisa jauh lebih efektif dibanding saat ini.
"Angka itu tidak hidup, angka itu kan cuma angka orang tidak sadar bahwa angka itu juga manusia apalagi bila kita melihat jumlah kematian," ucap Pandu.
"Menurut saya sih memang terlalu top down selama ini, PSBB terlalu top down," tambahnya.
"Sehingga seharausnya PSBB di mana masyarakat yang mulai mengambil inisiatif, dalam artian pembatasan wilayahnya tidak berbasis wilayah lagi tapi berbasis komunitas."
Sehingga kalau berbasis komunitas, komunitas akan mengingatkan, mereka sadar bahwa mereka yang memulai."
"Jadi tingkat kepatuhannya akan meningkat kalau dibandingkan dengan top down seperti ini," tegasnya.
• Jokowi Targetkan Corona Turun Mei, Effendi Gazali Duga Gara-gara Presiden Dengar Prediksi Singapura
Simak videonya mulai dari awal:
(TribunWow.com/Mariah Gipty/Rilo Pambudi)