Jasad ABK Dibuang ke Laut

Viral ABK WNI Dilarung ke Laut, Dubes Sebut Jokowi dan Moon Jae In Pernah Bahas Nasib ABK Sebelumnya

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Atri Wahyu Mukti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dubes Indonesia untuk Korea Selatan, Umar Hadi menjelaskan bahwa sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Korea Selatan, Moon Jae In rupanya pernah membahas nasib ABK Indonesia.

"Di Jakarta kita baru saja melakukan rapat virtual dengan Ibu Menlu dengan Bapak-bapak Dirjen di Jakata untuk terus mendesak Pemerintah RRT membantu mendesak perusahaan untuk bertanggung jawab," lanjutnya.

ABK Selamat Ceritakan Hidupnya di Kapal China, Makan Umpan Pancing, 18 Jam Kerja, dan Minum Air Laut

Lihat videonya mulai menit ke-5:49:

 

Kronologi Kasus Terbongkar

Dalam video Youtuber Jang Hansol, Korean Reomit pada Rabu (6/5/2020), menceritakan kronologi bagaimana kasus tersebut terungkap.

"Ini bukan berita yang menyenangkan, ini berita yang sedikit menyedihkan," kata Jang Hansol.

Lantas, Jang Hansol yang memutar video MBC tersebut membacakan judul berita kepada para penontonnya.

Dikatakan bahwa ABK Indonesia itu mau tak mau bekerja selama 18 jam di kapal.

Kemudian jika mereka meninggal karena suatu penyakit akan langsung dibuang ke pantai.

"Berita ini dibawa oleh satu TV atau satu channel TV yang namanya MBC, kalau dari judulnya ekslusif kerja satu hari 18 jam dan kalau meninggal akibat penyakit langsung dibuang di pantai kayak gitu judulnya."

"Video yang bakal kita bahas ini tentang pelanggaran Hak Asasi Manusia orang-orang Indonesia yang bekerja di kapal China," jelas Hansol.

Hansol menceritakan bahwa ABK Indonesia itu bekerja di kapal besar untuk menangkap ikan.

"Kapal besar yang nangkap itu jadi bukan kayak nelayan ini. Di situ kapal besar yang kerja banyak kayak nangkap ikan pergi ke tengah pantai yang besar," lanjutnya.

YouTuber Jang Hansol terkejut saat mengulas berita sejumlah ABK Indonesia yang dibayar tidak pantas oleh kapal China, diunggah Rabu (6/5/2020). (Capture Youtube Korea Reomit)

Hal itu mulai terungkap ketika kapal tersebut sempat berhenti di Busan, Korea Selatan.

Para ABK Indonesia sempat memberitahukan kejadian tersebut pada pemerintahan Korea Selatan dan MBC membantu masalah tersebut.

"Dan MBC berhasil mendapatkan informasi ini karena kebetulan kapal itu pergi ke Busan atau mampir di Pelabuhan Busan."

"Dan waktu itu orang-orang Indonesia menyampaikan berita ini kepada Pemerintah Korea dan juga TV MBC, orang-orangnya ini yang meminta bantuan," ungkapnya.

Halaman
123