TRIBUNWOW.COM - Riski Fauzan adalah satu dari 18 Anak Buah Kapal (ABK) yang bekerja di Kapal Longxing 629 China.
Baru-baru ini viral media Korea Selatan memberitakan bagaimana beredar video tiga ABK asal Indonesia di kapal tersebut yang jenazahnya dibuang ke laut karena sakit.
Riski bercerita selama 13 bulan bekerja di sana, kehidupan yang ia lalui begitu berat dan penuh diskriminasi.
• Kemenlu Ungkap Perkembangan ABK Indonesia yang Berada di Korea Selatan, akan Panggil Duta Besar RRT
Dikutip dari YouTube tvOneNews, Kamis (7/5/2020), awalnya Riski menceritakan bagaimana suasana kerja di atas Kapal Longxing 629 China.
Ia menceritakan bagaimana para ABK harus bekerja selama 18 jam sehari yang menyebabkan kelelahan.
"Seperti jam kerjanya yang terlalu lama," kata Riski.
"Jadi membuat kami untuk enggak kuat," tambahnya.
Tak hanya jam kerja yang sangat lama, Riski mengatakan kondisi kesehatan para ABK juga tidak terjaga karena pola makan dan minum yang tidak sehat.
"Di kapal itu lebih kayak tidak ada kesehatan dari mulai pola makan, pola minum, aktivitas lainnya pun dibatasi," ujar Riski.
Riski lalu mengatakan para ABK di kapal tersebut ikut terserang sebuah penyakit yang tidak diketahui.
"Tiba-tiba juga ada penyakit yang enggak jelas, yang kami enggak diketahui," terangnya.
Ia yang kini tengah berada di Busan, Korea Selatan mengatakan ada diskriminasi dalam menu makan orang Indonesia dengan orang China.
Riski mengatakan dirinya dengan orang-orang Indonesia lainnya hanya memakan umpan pancing yang cenderung basi karena sudah terlalu lama di dalam pendingin.
"Kami makan dengan umpan untuk pancing dan itu pun enggak segar, mungkin sudah terlalu lama di dalam freezer dan kategori tidak sehat, ayam pun juga begitu," paparnya.
"Airnya pun juga sama, tapi kalau orang China, ABK selain Indonesia ini makanannya yang fresh-fresh," tambah Riski.