Virus Corona

Kunjungan Keluarga di Tengah Corona yang Berakhir Memilukan, Kehilangan Ayah dan Suami dalam 2 Hari

Editor: Atri Wahyu Mukti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi orang-orang pergi ke luar di tengah pandemi Virus Corona.

Márcia lalu ke kamar mandi dan menyalakan shower, lalu lama menangisi kematian suaminya di situ.

“Saya menangis diam-diam. Sulit sekali menahan rasa sakit ini,” katanya.

Dua hari kemudian, satu kabar buruk datang lagi: ayahnya meninggal karena gagal jantung.

Kali ini ia tak bisa menahan diri.

“Saya ke kamar mandi lagi dan menangis. Di titik itu, saya merasa giliran berikutnya adalah saya”.

Sekalipun Márcia merasa sakit, sesak napas dan demam, ia tak mau dirawat di rumah sakit.

“Saya tak mau meninggalkan ibu saya sendirian,” katanya. Márcia punya tiga saudara laki-laki yang tinggal di Paraná.

Kata Jokowi soal Mundurnya Belva Devara dan Andi Taufan dari Stafsus: Mereka Telah Banyak Bantu Saya

Pemakaman

José dan Benedito dimakamkan beberapa hari sesudah meninggal dunia dengan pemakaman singkat dan protocol Covid-19.

Salah satu anak Márcia dari perkawinannya terdahulu, dan seorang anggota keluarga lain membantu mengurus pemakaman.

Sesudah 15 hari mengisolasi diri, Márcia dianggap sembuh. Ia keluar kamar tanggal 13 April, sesudah tak ada lagi gejala.

Saat pandemi berakhir, Márcia berencana membawa kembali ibunya ke Paraná.

"Sekarang ia tinggal di isolasi bersama saya," katanya.

Sesudah kehilangan ayah dan suaminya, Márcia meminta agar orang sadar akan pentingnya soal virus ini.

“Ini lebih serius daripada yang kita duga. Kita harus mencuci tangan dan memakai masker. Kita tak pernah tahu apa yang akan terjadi pada tubuh kita ketika terinfeksi. Tidak hanya untuk diri kita, tapi juga orang yang kita cintai,” katanya. (*)

Artikel ini telah tayang di BBC Indonesia dengan judul "Virus Corona di Brasil: Kunjungan keluarga yang berakhir dengan tragedi di tengah pandemi, 'Saya kehilangan suami dan ayah dalam dua hari'"