TRIBUNWOW.COM - Pemilik perusahanaan otubus PO Sumber Alam, Anthony Steven Hambali menyampaikan usaha transportasinya sangat terpukul akibat pandemi Virus Corona.
Apalagi, hal tersebut ditambah dengan aturan tegas dari pemerintah terkait pelarangan mudik Ramadan dan Lebaran.
Sebagai, satu dari perusahaan otobus besar di Indonesia PO Sumber Alam kini masih memantau kelanjutan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah khususnya terkait pelarangan mudik.
• Belva Devara Mundur dari Stafsus, Refly Harun Soroti Ruang Guru: Silakan Lanjutkan Proyeknya
Dilansir TribunWow.com, Anthony menyampaikan bahwa pihaknya masih melakukan pemantauan sejumlah titik yang masih mendapatkan toleransi mengangkut penumpang.
Meskipun, beberapa agennya yang berada di Jakarta menyatakan bahwa memang telah dinyatakan untuk berhenti beroperasi.
"Kami masih memantau kondisi di Jakarta, beberpa agen kami menyatakan hari ini sudah tidak bisa beroperasi, dan titik-titik mana yang masih mendapat toleransi," terang Anthony dikutip dari kanal metrotvnews, Jumat (24/4/2020).
Anthony mengaku perusahaannya sudah terpuruk sejak awal pandemi ini menjangkit di tanah air.
Bahkan pada awal Maret, sektor pariwisata perusahannya telah dinyatakan macet tanpa pemasukan.
Hal itu secara berangsur-angsur disusul dengan sektor-sektor lain sepertoi bus antar kota hingga bus antar provinsi.
• Bahas Corona, Refly Harun Singgung Bagi-bagi Kekuasaan Era Jokowi: Presiden Tak Cukup Percaya Diri
• Bahas Corona, Refly Harun Singgung Bagi-bagi Kekuasaan Era Jokowi: Presiden Tak Cukup Percaya Diri
"Kalau dampaknya sejak pandemi itu kita sangat terpukul," terang Anthony
"Untuk pertama yang kena sektor pariwisata, bus pariwisata teman-teman kami ini sudah nol dari awal Maret."
"Lalu mulai awal Merat itu mulai bertahap antar kota, antar provinsi, dan sekarang antar kota dalam provinsi pun sudah sedikit penumpangnya yang berjalan," tambahnya.
Disinggung sual bagaimana mempertahankan perusahannya, Anthony menyebut sebenarnya sudah tidak bisa bertahan.
Pasalnya Anthony menyatakan, pemasukan perusahaannya kini telah menurun 90 hingga 100 persen.
Oleh karenanya, pihaknya harus bertahan sebisa mungkin untuk mengamankan karyawannya dengan berbagai cara.
"Omset kami turun rata-rata hingga 90 persen, kalau yang pariwisata sudah seratus persen," terangnya.