"Itu sikap saya, tetapi ternyata komponen society maju lebih jauh lagi," lanjutnya.
Perlukah Kartu Prakeraja?
Refly kemudian menyoroti soal program Kartu Pra Kerja.
Ia mempertanyakan seberapa penting program tersebut dilakukan di tengah kondisi Indonesia yang sedang menghadapi pandemi Covid-19.
"Menyangkut eksistensi proyek (Rp) 5,6 triliun tersebut, pertanyaannya adalah perlukah proyek tersebut di tengah masa pandemi Covid-19 ini?," tanya Refly.
• Pernah Minta Belva Devara Mundur dari Stafsus, Refly Harun: Bukan Masukan Saya saja
Refly mengatakan saat ini masyarkat sangat butuh bantuan sosial dari pemerintah karena banyak di antara mereka telah kehilangan mata pencahariannya.
"Oke kita butuh yang namanya social safety net, termasuk pada orang-orang yang sedang kehilangan pekerjaan atau nganggur, bahasa ekstrimisnya pra pekerja," terang Refly.
Ia lalu mempertanyakan apakah Kartu Pra Kerja bisa berfungsi secara optimal di tengah kondisi pandemi yang menerjang Indonesia.
"Apakah betul sistem online itu akan efektif bagi mereka? Betulkah mereka mau belajar?," tanya Refly.
Refly meragukan di tengah kondisi Covid-19 ini bisa tercipta lapangan pekerjaan dengan mudah.
"Kalau pun mereka sudah tahu, sudah belajar apakah kemudian mereka sanggup mencari pekerjaan di tengah pandemi Covid-19 yang tidak jelas kapan selesainya kini?" kata dia.
Kekhawatirannya tersebut ia perkuat dengan banyaknya PHK yang dilakukan oleh perusahaan karena pemasukan yang kian menipis.
"Jangankan mereka yang kehilangan pekerjaan untuk pra pekerja saat ini, mereka yang saat ini sedang bekerja pun terancam untuk di-PHK," ujar Refly.
"Karena kita tahu, produktivitas menjadi melemah, size-nya menjadi kecil, penghasilan usaha menjadi jauh berkurang."
"Sehingga yang namanya PHK akan menjadi pilihan yang rasional," imbuhnya.