Virus Corona

Bahas Corona, Refly Harun Singgung Bagi-bagi Kekuasaan Era Jokowi: Presiden Tak Cukup Percaya Diri

Penulis: Jayanti tri utami
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pakar Hukum Tata Negaram, Refly Harun menyinggung adanya bagi-bagi kekuasaan di era Presiden Joko Widodo (Jokowi), Jumat (24/4/2020).

Melanjutkan penjelasannya, Refly lantas menyebut Jokowi tak cukup percaya diri memilih sosok yang tepat untuk membantunya memimpin negara.

Refly bahkan menyebut pemerintah justru didominasi dari sisi parlemen ketimbang presiden.

"Kalau begitu kacau pemerintahan kita, dari awal kita terapkan sistem presidensil tapi rasanya seperti rasa parlementer," ucapnya.

"Presiden tidak cukup percaya diri untuk mencari orang the best di dalam republik ini."

Lantas, Refly menduga adanya bagi-bagi kekuasaan di pemerintahan membatasi kekuasaan Jokowi memilih orang yang tepat untuk membantu m tugasnya sebagai presiden.

"Terlalu banyak bagi-bagi kekuasaan yang menyebabkan presiden tidak bisa dibantu orang terbaik, yang tulus, yang ikhlas, yang tidak mencari keuntungan di dalam kesempatan apapun," jelas Refly.

"Termasuk kesempatan pandemi Corona yang sudah meluluhlantakkan kehidupan kita dalam satu dua bulan terakhir," tukasnya.

Tanggapi Tumpang Tindih Peraturan Menteri soal Covid-19, Jokowi: Harusnya Satu Garis Sama Semuanya

Simak video berikut ini menit ke-14.26:

Kisruh Kartu Pra Kerja 

Pada kesempatan itu, sebelumnya Refly Harun menyoroti banyaknya anggaran yang digelontorkan pemerintah dalam proyek Kartu Pra Kerja.

Dilansir TribunWow.com, padahal menurut Refly Harun dana sebesar itu bisa digunakan untuk kebutuhan lain, misalnya penanganan Virus Corona.

Refly Harun pun menanyakan soal efektivitas program Kartu Pra Kerja yang saat ini dialihfungsikan untuk membantu korban pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat wabah Virus Corona.

• Kata Adi Prayitno soal Kisruh Kartu Pra Kerja, Soroti Nama Belva Devara: Secara Moral Kurang Bagus

Mulanya, Refly menyoroti manfaat Kartu Pra Kerja bagi warga yang kini tengah dilanda Virus Corona.

"Tetapi ternyata component society maju lebih jauh lagi, menyangkut eksistensi proyek (Rp) 5,6 triliun tersebut, pertanyaannya adalah perlukah proyek tersebut di tengah masa pandemi Covid-19 ini?," tanya Refly.

Meskipun digunakan sebagai jaring pengaman, Refly menilai keberadaan Kartu Pra Kerja saat ini justru tak terlalu dibutuhkan warga.

"Oke kita butuh yang namanya social safety net, termasuk pada orang-orang yang sedang kehilangan pekerjaan atau nganggur, bahasa ekstrimisnya pra pekerja," terang Refly.

Halaman
123