Anemia sel sabit
Kondisi ini dapat mempengaruhi fungsi ginjal dan konsentrasi urine.
Hal ini dapat menyebabkan orang dengan anemia sel sabit berkemih lebih sering.
Sebuah infeksi saluran kemih (ISK) adalah kondisi lain yang dapat mempengaruhi seberapa sering Anda buang air kecil.
Kondisi lain, untuk pria adalah pembesaran prostat.
Prostat yang membesar sering disebabkan oleh pembesaran prostat jinak (BPH), yang tidak bersifat kanker atau karena kanker prostat.
Ketika prostat membesar, itu dapat menghalangi aliran urine keluar dari kandung kemih Anda.
Ini dapat membuat Anda tidak dapat mengosongkan kandung kemih sepenuhnya, bahkan setelah buang air kecil.
• Batuk Menjadi Satu di Antara Gejala Penyakit Asma, Bisa Sebabkan Gangguan pada Tidur
Diuretik juga menjadi penyebab yang membuat seringnya buang air kecil.
Orang dengan masalah jantung, tekanan darah tinggi, atau fungsi ginjal yang buruk sering minum obat yang disebut diuretik.
Diuretik mengeluarkan cairan ekstra dari aliran darah dan memindahkannya ke ginjal.
Meminum diuretik dapat menyebabkan Anda buang air kecil lebih sering.
Beberapa diuretik umum meliputi:
- Chlorothiazide (Diuril)
- Chlorthalidone (Thalitone)
- Hydrochlorothiazide (Microzide)
- Indapamide
- Metolazon
- Bumetanide (Bumex)
- Furosemide (Lasix)
- Torsemide (Demadex)
- Amiloride (Midamor)
- Eplerenone (Inspra)
- Spironolactone (Aldactone)
- Triamterene (Dyrenium)
Alkohol dan kafein juga dapat memiliki efek diuretik, menyebabkan Anda buang air kecil lebih banyak dari biasanya.
Kafein ditemukan dalam banyak makanan dan minuman, termasuk:
- Kopi
- Teh
- Soda
- Coklat panas
- Minuman berenergi
Minum air dalam jumlah besar di siang hari juga dapat meningkatkan output dan frekuensi urine Anda.
Jika Anda baru-baru ini menjalani tes yang melibatkan menyuntikkan zat pewarna ke dalam tubuh Anda, seperti CT scan, Anda bisa buang air kecil lagi saat tubuh Anda menghilangkan cairan ekstra.
(TribunWow.com)
WOW TODAY: