Saat ini, masih ada 275 PDP yang menunggu keluarnya hasil uji usap (swab test) tenggorokan mereka.
Dari jumlah yang menunggu hasil lab itu, sebanyak 14 orang meninggal sebelum menerima hasilnya.
Jika ditotal, ada 20 orang meninggal di DIY.
• Sopir Ambulans Pembawa Jenazah Pasien Corona Curhat Jalanan Jakarta Masih Macet: Saya Pengin Teriak
Percepatan Pengujian Spesimen
Dari data yang setiap hari dikeluarkan, jelas terlihat bahwa jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang meninggal cukup tinggi di Yogyakarta.
Kondisi ini kadang menimbulkan polemik baik di rumah sakit maupun di masyarakat.
Status yang lama dipastikan itu membuat resah dan menjadi problem tersendiri selama wabah Virus Corona.
Dalam telekonferensi antara para dokter dan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengkubuwono X pada 9 April 2020, sejumlah rumah sakit mengeluhkan kelambanan pemeriksaan ini.
Jika hasil uji lab datang lambat, ruang isolasi menjadi penuh karena pasien yang statusnya belum jelas tetap harus dikarantina.
Semua telunjuk mengarah ke Balitbangkes Kementerian Kesehatan. Seluruh spesimen Virus Corona di Indonesia, awalnya diuji di lembaga ini.
Karena begitu lambat, pemerintah menambah sepuluh lokasi lagi, terutama di Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP).
Lembaga di bawah Kementerian Kesehatan ini tersebar di berbagai kota, termasuk Yogyakarta.
Namun, sepuluh lab akhirnya juga tidak mampu melayani spesimen yang membanjir.
Sejak awal April, Kemenkes memberi wewenang kepada banyak laboratorium melakukan pengujian.
Selain BTKLPP, di Yogyakarta ada laboratorium milih RSUP dr Sardjito dan RSA UGM untuk uji spesimen Corona.